LAMONGAN, Radar Lamongan – Tutup tahun tinggal beberapa hari. Sejumlah proyek pembangunan di Lamongan mengejar deadline, karena menggunakan anggaran APBD 2019. Termasuk rehab puskesmas. Masih ada yang belum tuntas. “Ada sembilan puskesmas yang kita rehab tahun ini. Sebagian besar pekerjaan sudah rampung. Tinggal pemeliharaan dari pelaksana. Hanya puskesmas Glagah yang pekerjaannya masih 90 persen,” kata Kepala Dinas Kesehatan Lamongan, Taufik Hidayat kemarin (22/12).
Dia mengatakan, puskesmas yang direhap tersebut yakni, Puskesmas Karangkembang dengan alokasi Rp 8,3 Miliar, Puskesmas Karanggeneng Rp 1,3 Miliar, Puskesmas Karangbinangun Rp 2,1 Miliar, Puskesmas Tikung Rp 1,5 Miliar, Puskesmas Pucuk Rp 980 Juta, Puskesmas Sumberaji Rp 860 Juta, Puskesmas Tlogosandang Rp 395 Juta, Puskesmas Karangpilang Rp 1,4 Miliar, dan Puskesmas Glagah Rp 1,4 Miliar.
Taufik mengatakan, delapan puskesmas pekerjaannya sudah 100 persen. Jika masih ada ditemukan kegiatan pekerjaan, hanya berupa pemeliharaan. Hanya tinggal Puskesmas Glagah masih sekitar 90 Persen, karena lelangnya mundur. Awal Oktober baru mulai dikerjakan, sehingga masih dikebut untuk menutup target akhir Desember. “Akhir bulan ini sudah selesai dan harus. Sudah diingatkan ke pihak pelaksana,” ujarnya.
Taufik menuturkan, untuk pekerjaan sembilan puskesmas ini hanya rehab sedang. Sehingga pelayanan tetap berlangsung seperti biasa. Rehab ini untuk meningkatkan pelayanan. Salah satunya memperbaiki dan menambah fasilitas ruang tunggu ramah anak. Menambah jumlah kamar mandi pasien. Serta melakukan rehab kamar inap. “Puskesmas kita sudah dilengkapi kamar rawat inap semua. Sehingga pasien yang membutuhkan perawatan intensif tidak perlu ke rumah sakit,” terangnya.
Sementara, untuk rencana tahun depan Taufik belum bisa menyebutkan. Tapi untuk meningkatkan pelayanan tetap ada rehab ringan atau sedang. Yang pasti, pihaknya berusaha mencukupi pengadaan alat kesehatan untuk puskesmas Karangkembang yang sedang diurus kenaikan statusnya menjadi RS tipe C. ‘’Kami mulai melakukan penjaringan SDM. Nantinya RS ini akan menjadi rujukan pasien sakit jiwa,’’ terangnya.