BOJONEGORO – Produk asing tampaknya lebih diminati konsumen lokal. Kualitas selalu menjadi alasan memilih produk tersebut. Bukan hanya fashion, granit merupakan salah satu barang asing yang mampu merebut hati konsumen Indonesia.
Suwardi, pemilik toko keramik di Desa Sobontoro, Kecamatan Balen, mengatakan, permintaan granit masih mendominasi pasar, karena memiliki segmen kuat dalam penjualan batu keramik di Bojonegoro.
Selain kualitas dan jenisnya beragam, granit memiliki penampilan sedikit berbeda karena dikemas dalam desain halus dan lebih lebar.
Jika ukuran keramik biasanya rata-rata 50×50 sentimeter (cm), sedangkan ukuran granit 60×60 cm.
’’Sepuluh kali lebih lebar dibandingkan ukuran keramik normalnya,” ujarnya kemarin (22/10).
Menurut Suwardi, permintaan granit belakangan naik karena konsumen mulai melirik kualitas dibandingkan kuantitas.
Sehingga, posisi produk lokal seperti keramik dan marmer memang sedikit bergeser.
Namun, tokonya tidak khawatir, sebagai penjual dan distributor, sedikit memahami pasar Bojonegoro.
Sehingga, permintaan antara keramik dan granit masih distabilkan, mengikuti perkembangan model.
Dikatakan Suwardi, rata-rata konsumen berasal dari masyarakat desa. Sehingga, ketika produk granit datang, kebutuhan secara otomatis bertambah.
’’Bahkan, selama dua minggu, ketersediaan granit menipis karena pasokan menurun. Diperkirakan akan terjadi kenaikan harga sehingga pasokan dibatasi,” paparnya.
Terpisah, Muhadi, penjual lainnya, membenarkan bahwa pasar granit cukup luwes di Bojonegoro. Meski terbilang produk baru, tetapi permintaan sudah tinggi.
Setiap harinya, penjualan granit bisa mencapai 30-40 box. Sedangkan untuk momen tertentu, permintaan bisa lebih banyak.
Menurutnya, harga granit dengan keramik selisihnya cukup banyak. Untuk keramik harganya kisaran Rp 48 ribu-50 ribu per meter.
Sementara harga granit mencapai Rp 85 ribu per meter. ’’Tapi, pemintnya lebih banyak jenis granit,” terangnya.