23.2 C
Bojonegoro
Saturday, March 25, 2023

Pencairan BLT Dana Desa Masih Minim

- Advertisement -

Radar Bojonegoro – Pencairan bantuan langsung tunai dana desa (BLT DD) periode Mei dan Juni, ternyata masih minim. Periode Mei misalnya, baru 199 pemerintah desa (pemdes). Dan periode Juni, hanya 21 desa yang sudah mencairkan BLT DD.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Machmuddin menjelaskan, pencairan BLT DD sudah sampai bulan keenam atau Juni. Sedangkan, bulan ini masih tahap pemprosesan pencairan. Semua desa (419 desa) telah mencairkan BLT DD periode Januari sampai Maret. “Namun, bulan empat (April) masih tersisa 91 desa belum mencairkan,” katanya kemarin (22/7).

Pencairan periode Mei juga belum tuntas. Dari 419 desa, baru 199 pemdes mencairkan BLT DD. Hal itu menunjukkan belum ada setengah dari jumlah keseluruhan desa yang ada di Bojonegoro. Sedangkan bulan keenam (Juni) baru 21 desa sudah melakukan pencairan BLT DD. “Kami upayakan untuk perce patan,” jelasnya.

Menurut Machmudin, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kantor Pelayananan Perbendaharaan Negara (KPPN) untuk mengubah menu di aplikasi online OM-SPAM agar pemdes lebih mudah menginput data. Serta mencetak dan mengunggah sekaligus memonitoring. “Targetnya hingga bulan delapan semua BLT DD bisa tersalurkan,” ungkapnya.

Anggaran BLT DD ini bersumber dari pemerintah pusat. Setiap penerima mendapat Rp 300 ribu. BLT ini untuk jaring pengaman sosial. Ketua Asosiasi Kepala Desa (AKD) Bojonegoro Rohmad Gozhali Dwiyanto menjelaskan, keterlambatan pencairan BLT DD karena DD yang belum cair.

- Advertisement -

Biasanya pemdes belum menyetorkan pertanggung jawaban penggunaan DD. “Kalau anggaran sudah ada di rekening langsung bisa dicairkan,” ujar pria juga Kepala Desa Kasiman.

Selain itu, Gozhali menjelaskan, pencairan masih sedikit karena sistemnya kolektif satu kecamatan secara bersamaan. Sehingga antardesa biasanya saling tunggu menunggu atau masih ada revisi laporan.

Di desanya DD tahap kedua sudah cair, sesuai peraturan berjumlah 40 persen dari total DD dalam satu tahun. “Kalau BLT di desa saya sampai bulan lima sudah cair, sedangkan keenam dan ke tujuh belum cair,” ungkapnya.

Menurut Gozhali, penerima BLT DD setiap desa bisa bervariasi, tergantung kondisi masyarakat dan kebutuhan desa. Sedangkan tahun ini pemdes yang dipimpinnya penerima manfaat BLT DD berjumlah 30 orang. (luk)

Radar Bojonegoro – Pencairan bantuan langsung tunai dana desa (BLT DD) periode Mei dan Juni, ternyata masih minim. Periode Mei misalnya, baru 199 pemerintah desa (pemdes). Dan periode Juni, hanya 21 desa yang sudah mencairkan BLT DD.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Machmuddin menjelaskan, pencairan BLT DD sudah sampai bulan keenam atau Juni. Sedangkan, bulan ini masih tahap pemprosesan pencairan. Semua desa (419 desa) telah mencairkan BLT DD periode Januari sampai Maret. “Namun, bulan empat (April) masih tersisa 91 desa belum mencairkan,” katanya kemarin (22/7).

Pencairan periode Mei juga belum tuntas. Dari 419 desa, baru 199 pemdes mencairkan BLT DD. Hal itu menunjukkan belum ada setengah dari jumlah keseluruhan desa yang ada di Bojonegoro. Sedangkan bulan keenam (Juni) baru 21 desa sudah melakukan pencairan BLT DD. “Kami upayakan untuk perce patan,” jelasnya.

Menurut Machmudin, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kantor Pelayananan Perbendaharaan Negara (KPPN) untuk mengubah menu di aplikasi online OM-SPAM agar pemdes lebih mudah menginput data. Serta mencetak dan mengunggah sekaligus memonitoring. “Targetnya hingga bulan delapan semua BLT DD bisa tersalurkan,” ungkapnya.

Anggaran BLT DD ini bersumber dari pemerintah pusat. Setiap penerima mendapat Rp 300 ribu. BLT ini untuk jaring pengaman sosial. Ketua Asosiasi Kepala Desa (AKD) Bojonegoro Rohmad Gozhali Dwiyanto menjelaskan, keterlambatan pencairan BLT DD karena DD yang belum cair.

- Advertisement -

Biasanya pemdes belum menyetorkan pertanggung jawaban penggunaan DD. “Kalau anggaran sudah ada di rekening langsung bisa dicairkan,” ujar pria juga Kepala Desa Kasiman.

Selain itu, Gozhali menjelaskan, pencairan masih sedikit karena sistemnya kolektif satu kecamatan secara bersamaan. Sehingga antardesa biasanya saling tunggu menunggu atau masih ada revisi laporan.

Di desanya DD tahap kedua sudah cair, sesuai peraturan berjumlah 40 persen dari total DD dalam satu tahun. “Kalau BLT di desa saya sampai bulan lima sudah cair, sedangkan keenam dan ke tujuh belum cair,” ungkapnya.

Menurut Gozhali, penerima BLT DD setiap desa bisa bervariasi, tergantung kondisi masyarakat dan kebutuhan desa. Sedangkan tahun ini pemdes yang dipimpinnya penerima manfaat BLT DD berjumlah 30 orang. (luk)

Artikel Terkait

Most Read

Usulkan Jalan Nasional Cepu – Purwodadi

LMDH Picu Kelangkaan Pupuk

Sasar Tiga Kendaraan, Pengemudi Kabur

Produksi Perikanan Glagah Tertinggi

Artikel Terbaru


/