LAMONGAN – Siang itu, pria berambut pendek mengenakan baju warna merah berada di sekitar kandang ayam di Desa Medalem, Kecamatan Modo. Pria 32 tahun itu akhir – akhir ini sering mendatangi kandang yang terbuat dari bambu itu.
‘’Memang sengaja ternak itu yang panennya menjelang lebaran,’’ tutur Nuryanto, nama pria itu, kepada Jawa Pos Radar Lamongan.
Sudah sekitar 5 tahun ini dia menggeluti usaha ternak ayam. Namun, usahanya tidak selalu berhasil. Nuryanto malah beberapa kali gagal karena salah perhitungan. Setiap kegagalan itu, dievaluasinya agar lebih hati-hati dalam menjalankan usaha yang membutuhkan kesabaran tersebut.
Dari kegagalan itu, Nuryanto mengetahui penyebab beternak saat musim hujan kurang maksimal. Di antaranya, banyak ayam yang mati karena stres mendengar petir dan masuk angin karena cuaca cukup dingin. ‘’Sehingga membutuhkan biaya tambahan untuk obatnya,’’ imbuhnya.
Dia lalu memutuskan lebih memilih beternak saat peralihan musim. Alasannya, tingkat resistensi penyakitnya cukup kecil. Selain itu, harga saat menjelang lebaran juga meningkat dibandingkan hari biasa.
Untuk hari biasa, harga ayam Rp 11 ribu per kilogram (kg) hingga Rp 12 ribu per kg. Saat mendekati lebaran, harganya bisa menembus Rp 17 ribu per kg.
Menjelang lebaran tahun ini, dia juga bakal memanen.‘’Seperti saat ini ada 25 ribu ekor,’’ ujarnya.
Ayam yang diternak itu usianya 15 hari hingga 20 hari. Ayam tersebut dapat dipanen saat berumur 35 hari. Saat menjelang lebaran nanti, Nuryanto memrediksi akan mengalami panen raya yang harganya lebih tinggi.
Bagi Nuryanto, merawat ayam itu harus tenang dan fokus. Kondisi psikis dinilainya sangat memengaruhi kesehatan ternak. Selain itu, kebutuhan pakan dan minum ayam tak boleh telat. Sebelum mengisi bibit ayam, peternak harus memiliki tandon pakan.
Jika telat makan, maka dipastikan pertumbuhan ayam akan terganggu dan saat usia 35 hari tidak bisa dipanen. Peternak akan membutuhkan tambahan waktu yang sekaligus menambah biaya produksi tenaga kerja.
Sampai saat ini, tak ada standar harga pasti tentang daging ayam di Lamongan. Kondisi itu yang selama ini menjadi kelemahan peternak. Jika harga daging ayam murah, maka peternak akan merugi karena biaya produksinya lebih besar. Meskipun, kotoran dan limbah dari ayam ini bisa dijual untuk pupuk organik.