32.4 C
Bojonegoro
Thursday, June 1, 2023

Ibu Obesitas Ini Harus Dibantu Alat Pernapasan

- Advertisement -

LAMONGAN – Sejak Kamis (21/3) malam, pasien obesitas Nurhidayati Khusnul, 31, diberikan alat bantu pernapasan. Ibu dengan berat badan sekitar 200 kilogram asal Desa Kebalandono, Kecamatan Babat tersebut belum bisa dipindahkan ke kamar rawat biasa.

“Iya, kemarin kita pasang alat bantu pernapasan sesuai hasil pemeriksaan memang harus dipasang,” ujar Kabid Pelayanan RSUD Dr R Soegiri Lamongan, dr Maya Dewi Hangraningrum.

Maya tidak menyebutkan alasan pasti Nurhidayati harus dibantu alat pernapasan. Dia hanya mengatakan, setelah dilakukan pemeriksaan intensif, ada beberapa tindakan medis yang harus ditempuh dokter. Sebab, ada sejumlah penyakit yang butuh perawatan khusus.

Menurut dia, perhitungan sementara satu minggu paling lama dirawat di ruang intensive care unit (ICU). Jika nantinya belum memungkinkan untuk dipindah, maka pasien tetap dirawat di ruang ICU.

Maya menjelaskan, sejak awal pasien dibawa ke RSUD karena keluhan sesak napas. Selama tiga hari, dokter menilai tidak perlu diberikan alat bantu pernapasan. Karena kondisinya semakin turun, maka tim medis perlu melakukan tindakan.

- Advertisement -

Pemeriksaan awal, ditemukan penyakit penyerta selulitis. Yakni, infeksi bakteri yang menimbulkan peradangan dan pembengkakan. Kemudian leukosit, sel darah berlebih. Saat ini, masih dilakukan terapi dan pengobatan untuk menurunkan sel darah putih tersebut.

Dalam pemeriksaan lanjutan kemarin (22/3) ditemukan lagi penyakit lainnya, sepsis. Yakni, komplikasi berbahaya akibat infeksi. Komplikasi infeksi tersebut dapat menimbulkan tekanan darah turun drastis serta kerusakan pada banyak organ.

Pada saat terjadi infeksi, Maya menuturkan, sistem kekebalan tubuh akan aktif untuk melawan penyebab infeksi. Sepsis ini muncul ketika kekebalan tubuh melawan infeksi secara tidak terkendali. Bahkan, pasien juga mengidap decomdorsis. Kegagalan jantung dalam upaya untuk mempertahankan peredaran darah sesuai dengan kebutuhan tubuh. Saat ini pasien berada dalam  perawatan dokter spesialis jantung. “Pengobatannya memang satu-satu tapi penyakit penyertanya banyak,” jelasnya.

LAMONGAN – Sejak Kamis (21/3) malam, pasien obesitas Nurhidayati Khusnul, 31, diberikan alat bantu pernapasan. Ibu dengan berat badan sekitar 200 kilogram asal Desa Kebalandono, Kecamatan Babat tersebut belum bisa dipindahkan ke kamar rawat biasa.

“Iya, kemarin kita pasang alat bantu pernapasan sesuai hasil pemeriksaan memang harus dipasang,” ujar Kabid Pelayanan RSUD Dr R Soegiri Lamongan, dr Maya Dewi Hangraningrum.

Maya tidak menyebutkan alasan pasti Nurhidayati harus dibantu alat pernapasan. Dia hanya mengatakan, setelah dilakukan pemeriksaan intensif, ada beberapa tindakan medis yang harus ditempuh dokter. Sebab, ada sejumlah penyakit yang butuh perawatan khusus.

Menurut dia, perhitungan sementara satu minggu paling lama dirawat di ruang intensive care unit (ICU). Jika nantinya belum memungkinkan untuk dipindah, maka pasien tetap dirawat di ruang ICU.

Maya menjelaskan, sejak awal pasien dibawa ke RSUD karena keluhan sesak napas. Selama tiga hari, dokter menilai tidak perlu diberikan alat bantu pernapasan. Karena kondisinya semakin turun, maka tim medis perlu melakukan tindakan.

- Advertisement -

Pemeriksaan awal, ditemukan penyakit penyerta selulitis. Yakni, infeksi bakteri yang menimbulkan peradangan dan pembengkakan. Kemudian leukosit, sel darah berlebih. Saat ini, masih dilakukan terapi dan pengobatan untuk menurunkan sel darah putih tersebut.

Dalam pemeriksaan lanjutan kemarin (22/3) ditemukan lagi penyakit lainnya, sepsis. Yakni, komplikasi berbahaya akibat infeksi. Komplikasi infeksi tersebut dapat menimbulkan tekanan darah turun drastis serta kerusakan pada banyak organ.

Pada saat terjadi infeksi, Maya menuturkan, sistem kekebalan tubuh akan aktif untuk melawan penyebab infeksi. Sepsis ini muncul ketika kekebalan tubuh melawan infeksi secara tidak terkendali. Bahkan, pasien juga mengidap decomdorsis. Kegagalan jantung dalam upaya untuk mempertahankan peredaran darah sesuai dengan kebutuhan tubuh. Saat ini pasien berada dalam  perawatan dokter spesialis jantung. “Pengobatannya memang satu-satu tapi penyakit penyertanya banyak,” jelasnya.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru


/