BOJONEGORO – Sementara itu, bersama Gubernur Jawa Timur, Sukarwo dan Bupati Bojonegoro, Suyoto, Andi Amran Sulaiman melakukan panen raya di Desa Gedongarum, Kecamatan Kanor. Ia menjelaskan, bahwa luas tanam padi di Desa Gedongarum yang akan dipanen mencapai 1.833 hektare atau 14.664 ton.
Tentunya jumlah tersebut akan menambah pasokan kebutuhan pangan masyarakat Jawa Timur, khususnya Bojonegoro.
Amran, panggilan akrabnya, pun menepis rumor terkait Januari ini di Indonesia tidak ada panen raya.
Penyebabnya pada Oktober, November, dan Desember 2017 adalah musim rawan bencana.
“Kita lihat di Bojonegoro, khususnya Kecamatan Kanor, beberapa hari mendatang akan melakukan panen raya,” jelasnya.
Dia pun enggan menanggapi terkait impor beras dikarenakan domain-nya produksi.
“SK kami bagaimana meningkatkan produksi dan empat komoditas (pada, jagung, bawang, dan cabai) strategis sudah surplus dan ekspor,” ujarnya.
Dia mengungkapkan persoalannya ialah stok beras menipis karena harus satu juta ton dan sekarang masih 900 ribu ton.
Jadi, lanjut dia, hanya kurang 100 ribu ton.
“Solusinya, panen raya lalu diserap oleh Bulog, hanya 100 ribu ton, Bulog biasanya menyerap 400-600 ribu ton per bulan, artinya cuma butuh waktu satu minggu,” ujarnya.
Menurut dia, hal ini terlalu dibesar-besarkan.
“Padahal dalam waktu sebelas bulan harga beras stabil, bahkan turun, tetapi hanya dua minggu harga naik langsung digoreng isunya,” katanya.
Selain itu, Amran ingin harga beras dan gabah tidak turun, sehingga petani bisa untung.
Mentan pun juga berusaha menghilangkan paceklik pada November-Januari.
Ada solusi permanen untuk mengatasinya.
“Caranya adalah membangun embung, memperbaiki irigasi, membagikan alat mesin pertanian, dan memperbaiki saluran-saluran, itu pun sudah kami rancang sejak 2015 hingga sekarang,” jelasnya.
Adapun Gubernur Jawa Timur, Soekarwo juga menyampaikan saran kepada Bulog untuk menyerap lebih banyak lagi beras di petani.
Itulah yang menjadi permasalahannya, karena beras di petani, di gudang, dan di pasar itu banyak, tetapi tidak menjadi buffer stock Bulog untuk stabilisasi harga.
“Januari ini produksi 285 ribu ton, konsumsi 197 ribu ton, di gudang masih ada 168 ribu ton, jadi di Jawa Timur masih ada surplus 155 ribu ton,” ujarnya.
Tetapi, imbuh dia, Jawa Timur memiliki kewajiban mengisi beras 15 provinsi.
“Jadi saya usul saja, November-Januari stok di Bulog harus tinggi,” pungkasnya.
Sementara itu, terop acara saat kunjungan Mentan nyaris roboh, sejumlah petugas keamanan dan warga setempat memegang pipa penahan terop.
Angin yang sangat kencang menjadi penyebab terop tersebut nyaris roboh.