26.6 C
Bojonegoro
Saturday, March 25, 2023

Pernah Gagal Melamar Kerja

- Advertisement -

RUTINITAS Septya Nur Asrifiana, mempersiapkan segala kegiatan orang nomor satu di Pemkab Bojonegoro. Awalnya sempat kaget, namun itu tidak menjadi kendala bagi perempuan akrab disapa Fiana itu, karena sebelumnya sudah terbiasa aktif berorganisasi.
Perempuan asal Desa Sumbertlaseh, Kecamatan Dander ini menjadi protokoler sejak lulus kuliah. Sempat melamar kerja di lembaga keuangan, namun gagal.
Karena, saat itu ijazahnya saat itu belum bisa digunakan. ‘’Masih pakai surat tanda kelulusan, sedangkan saingan sudah ada ijazah,’’ ujar lulusan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya ini.
Perempuan kelahiran 1997 itu kemudian mendaftar untuk jadi protokoler bupati. Tak disangka, dari beberapa pendaftar ternyata lolos. Pekerjaan menjadi protokoler berat di awal, namun ketika sudah sekian lama, akhirnya terbiasa.
 ‘’Malah jadi senang karena banyak pengalaman yang di dapat saat bersama ibu bupati,’’ tuturnya alumni MAN 1 Bojonegoro itu.
Pengalaman paling berkesan bagi Fiana, sempat terkejut karena kepadatan jadwal bupati berkunjung di beberapa titik. Mulai sekitar kota sampai pelosok. Pernah berangkat pagi dan pulang pagi, untuk mempersiapkan kegiatan bupati.
Bahkan, sempat membawa pakaian ganti untuk bekerja, karena saking padatnya tidak bisa pulang ke rumah. Tapi ada hari-hari yang membuatnya tetap betah, bertemu dengan para pimpinan daerah dan orang-orang baru. ‘’Menambah ilmu dan menambah relasi,’’ ujarnya sambil tersenyum.
Kali pertama menjadi protokoler, Fiana tidak mempunyai kendala. Sebab pekerjaan mempersiapkan acara sudah tertanam sejak masa SMA. Dan ketika menempuh kuliah, juga aktif dalam satiap organisasi kampus. “Ormada yang juga mengajarkan saya bagaimana menangani acara agar berjalan lancar,’’ pungkas mantan anggota Paskibraka Bojonegoro 2015 itu. (luk)

RUTINITAS Septya Nur Asrifiana, mempersiapkan segala kegiatan orang nomor satu di Pemkab Bojonegoro. Awalnya sempat kaget, namun itu tidak menjadi kendala bagi perempuan akrab disapa Fiana itu, karena sebelumnya sudah terbiasa aktif berorganisasi.
Perempuan asal Desa Sumbertlaseh, Kecamatan Dander ini menjadi protokoler sejak lulus kuliah. Sempat melamar kerja di lembaga keuangan, namun gagal.
Karena, saat itu ijazahnya saat itu belum bisa digunakan. ‘’Masih pakai surat tanda kelulusan, sedangkan saingan sudah ada ijazah,’’ ujar lulusan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya ini.
Perempuan kelahiran 1997 itu kemudian mendaftar untuk jadi protokoler bupati. Tak disangka, dari beberapa pendaftar ternyata lolos. Pekerjaan menjadi protokoler berat di awal, namun ketika sudah sekian lama, akhirnya terbiasa.
 ‘’Malah jadi senang karena banyak pengalaman yang di dapat saat bersama ibu bupati,’’ tuturnya alumni MAN 1 Bojonegoro itu.
Pengalaman paling berkesan bagi Fiana, sempat terkejut karena kepadatan jadwal bupati berkunjung di beberapa titik. Mulai sekitar kota sampai pelosok. Pernah berangkat pagi dan pulang pagi, untuk mempersiapkan kegiatan bupati.
Bahkan, sempat membawa pakaian ganti untuk bekerja, karena saking padatnya tidak bisa pulang ke rumah. Tapi ada hari-hari yang membuatnya tetap betah, bertemu dengan para pimpinan daerah dan orang-orang baru. ‘’Menambah ilmu dan menambah relasi,’’ ujarnya sambil tersenyum.
Kali pertama menjadi protokoler, Fiana tidak mempunyai kendala. Sebab pekerjaan mempersiapkan acara sudah tertanam sejak masa SMA. Dan ketika menempuh kuliah, juga aktif dalam satiap organisasi kampus. “Ormada yang juga mengajarkan saya bagaimana menangani acara agar berjalan lancar,’’ pungkas mantan anggota Paskibraka Bojonegoro 2015 itu. (luk)

Artikel Terkait

Most Read

Sektor Bangunan Paling Diminati

Sehari Hasilkan Satu Kuintal

Artikel Terbaru


/