BOJONEGORO– Pasar motor roda dua bekas cenderung lesu pada pertengahan tahun. Terutama motor jenis bebek, penyebabnya sejumlah diler harus menggenjot penjualan jenis lain.
Bagian Angsuran Motor Bekas Bojonegoro Devi Kurniawati mengungkapkan, seiring berkembangnya zaman permintaan motor bebek cenderung menurun. Sebab, konsumen mulai beralih menggunakan motor jenis matic, sport, dan terbaru moge. Sehingga pasar motor bebek secara otomatis bergeser dan permintaan selalu berkurang.
Menurut Devi, sebenarnya permintaan motor bebek masih ada setiap bulan. Namun, peminat motor bebek hanya terbatas sehingga segmennya hanya orang tertentu. Diantaranya, para pedagang atau petani yang membutuhkan motor dengan kekuatan beban tinggi. “Kalau motor bebek skok-nya ada dua sehingga bisa menahan beban lebih berat,” ujarnya kemarin (21/7).
Menurut dia, konsumen di Bojonegoro rata-rata menginginkan produk-produk terbaru untuk dunia otomotif. Sehingga, produk lama dengan kapasitas tahun lama tentu akan lebih sulit penjualannya. Apalagi motor bekas dengan tahun dibawah 2010, penjualannya memerlukan waktu lama. “Kecuali motor-motor unik dan memiliki segmen pasar jelas,” terangnya.
Devi menjelaskan, sebenarnya untuk kualitas motor bebek jauh lebih kuat. Karena selain mampu menahan beban berat motor tersebut lebih terjamin performanya apabila digunakan di daerah tanjakan. Namun, konsumen memburu jenis dan modelnya sehingga motor matic cenderung mendominasi penjualan.
Imam, penjual motor bekas lainnya mengatakan, motor bebek segmennya orang lama. Sehingga, konsumen motor bebek cenderung berkurang setiap tahunnya. Namun, penjualan motor bebek bisa dikatakan stabil dari tahun ke tahun. Sebab, dengan berkembangnya berbagai model motor, tapi peminat motor bebek tetap ada. “Meski pabrik membatasi produksi tapai permintaan motor bebek bisa mencapai 10 unit per bulan,” paparnya.