- Advertisement -
KOTA – Menyusul diterbitkannya daftar namanama mubaligh oleh Kementrian Agama (Kemenag) pusat, kantor Kemenag Lamongan juga akan melakukan tindakan yang sama, meski belum ada surat resmi. Kasi Biimbingan masyarakat (Bimas) Kemenag Lamongan, Abdul Ghofar mengatakan, meski secara resmi belum ada perintah dari kemenag pusat untuk mendata mubaligh, pihaknya mulai melakukan pendataan sebagai dokumen internal instansinya.
Menurut dia, data mubaligh sebenarnya perlu sebagai antisipasi adanya oknum tidak bertanggung jawab dengan menyamar sebagai ulama atau mubaligh. Namun, dia belum bisa memastikan jumlah mubaligh di Kota Soto tersebut. “Gambarannya belum ada, sepertinya sangat banyak,” ujarnya senin (21/5). Dia mengklaim, pendataan mubaligh bukan bertujuan memecah belah para ulama, tapi hanya sebagai referensi.
Ketika ada lembaga membutuhkan seorang penceramah, bisa datang ke Kemenag. ‘’Kami hanya berusaha menyediakan data, bukan karena alasan lain,’’ klaimnya. Ghofar menjelaskan, data tersebut nantinya akan dikonsultasikan dulu dengan sejumlah pihak supaya tidak terjadi kesalahan ketika sudah dikeluarkan. Namun dia belum memastikan kapan data terkumpul.
Sebab harus dipastikan dulu setiap usulan yang masuk. Dia mengakui, data mubaligh kurang mendesak untuk kota kecil seperti Lamongan. Dengan adanya data tersebut bisa dijadikan referensi masyarakat. bahwa Lamongan memiliki banyak alim ulama yang bisa diminta untuk memberikan pencerahan ilmu keagamaan.
KOTA – Menyusul diterbitkannya daftar namanama mubaligh oleh Kementrian Agama (Kemenag) pusat, kantor Kemenag Lamongan juga akan melakukan tindakan yang sama, meski belum ada surat resmi. Kasi Biimbingan masyarakat (Bimas) Kemenag Lamongan, Abdul Ghofar mengatakan, meski secara resmi belum ada perintah dari kemenag pusat untuk mendata mubaligh, pihaknya mulai melakukan pendataan sebagai dokumen internal instansinya.
Menurut dia, data mubaligh sebenarnya perlu sebagai antisipasi adanya oknum tidak bertanggung jawab dengan menyamar sebagai ulama atau mubaligh. Namun, dia belum bisa memastikan jumlah mubaligh di Kota Soto tersebut. “Gambarannya belum ada, sepertinya sangat banyak,” ujarnya senin (21/5). Dia mengklaim, pendataan mubaligh bukan bertujuan memecah belah para ulama, tapi hanya sebagai referensi.
Ketika ada lembaga membutuhkan seorang penceramah, bisa datang ke Kemenag. ‘’Kami hanya berusaha menyediakan data, bukan karena alasan lain,’’ klaimnya. Ghofar menjelaskan, data tersebut nantinya akan dikonsultasikan dulu dengan sejumlah pihak supaya tidak terjadi kesalahan ketika sudah dikeluarkan. Namun dia belum memastikan kapan data terkumpul.
Sebab harus dipastikan dulu setiap usulan yang masuk. Dia mengakui, data mubaligh kurang mendesak untuk kota kecil seperti Lamongan. Dengan adanya data tersebut bisa dijadikan referensi masyarakat. bahwa Lamongan memiliki banyak alim ulama yang bisa diminta untuk memberikan pencerahan ilmu keagamaan.