Radar Bojongoro – Semua SMAN dan SMKN telah menerima besaran pagu masing-masing. Tertinggi SMAN 4 Bojonegoro, SMAN Sumberejo, SMAN Baureno, dan SMAN Pa da ngan, masing-masing pagu siswanya 324 siswa. Terendah SMAN Bubulan dan SMAN Malo, masing-masing pagunya 108 siswa.
Sedangkan, SMKN 2 Bojonegoro, pagunya tertinggi sebanyak 648 siswa. Terendah SMKN Sekar dan SMKN Margomulyo, masing-masing 180 siswa. Cabang Dinas Pendidikan Jawa Timur Wilayah Bojonegoro dan Tuban, memastikan rombongan belajar (rombel) setiap kelas berisi 36 siswa. Kecuali SMAN 2 Bojonegoro yang hanya 34 siswa.
Namun, SMAN di Jalan HOS Cokroaminoto itu mendapat tambahan rombel, dari delapan sembilan rombel. “Lima kelas IPA dan empat kelas IPS,” kata Kepala SMAN 2 Bojonegoro Rokhani Cahyaning kemarin (21/4). Rokhani menjelaskan, meski mendapat tambahan rombel, namun jumlah siswa setiap rombel berkurang. Dari sebelumnya 36 siswa, berkurang menjadi 34 siswa.
Dengan pertimbangan ruang kelas yang kecil dan bangunan lama. “Dan agar tidak mengurangi jumlah siswa yang mendaftar di sekolah sekitar SMAN 2,” jelasnya.
Menurut Rokhani, sebenarnya dalam jumlah ruang kelas, guru, luas area, beserta sarpras, sekolahnya memenuhi untuk naik pagu. Bahkan berdasar jumlah pendaftar tahun lalu, SMAN 2 diminati 1.191 pendaftar, hanya diambil 288 siswa.
Pihaknya mengaku menerima keputusan Cabang Dinas Pendidikan (Cabdisdik) Jatim wilayah Bojonegoro dan Tuban. Karena pertimbangan penentuan pagu dan rombel yang logis.
Kepala SMKN Ngasem Agus Suprapto mengatakan, pagu dan rombel ditetapkan sudah sesuai dengan kondisi sekolah dan calon siswa di sekitarnya. Terlebih telah dirapatkan Senin (19/4) lalu oleh semua kepala sekolah SMAN dan SMKN. “Rapat di Tuban kemarin,” jelasnya.
Agus mengaku SMKN Ngasem tidak mengalami perubahan dalam pagu dan rombel. Seperti tahun lalu terdapat sembilan rombel dengan total siswa 324. Setiap rombel berisi 36 siswa. Menurut Agus penetapan pagu dan rombel sudah tepat, sekolah di wilayah pinggiran tidak mengalami banyak perubahan dalam jumlah siswa.
Sekolah sudah memiliki peminat sendiri di sekitarnya. Terkait zonasi SMKN, Agus mengaku tidak berpengaruh pada sekolah. Terlebih persentase kecil hanya maksimal 10 persen. Namun, bisa memberi peluang besar pada calon siswa untuk bersekolah di dekat tempat tinggal. “Berbeda persentasenya dengan SMAN,” jelasnya. (irv)