- Advertisement -
KOTA – Kondisi papan duga tinggi muka air (TMA) Kali Blawi, Kecamatan Karangbinangun kembali turun. Jika sebelumnya 59 peilschall, maka kini 55 pheilscall. Meski statusnya masih siaga merah, kondisi TMA lebih aman.
‘’Alhamdulillah sudah turun, karena upaya untuk membuang air dari Bengawan Jero terus dilakukan,’’ ujar Kepala BPBD Lamongan, Mugito.
Menurut dia, pintu pembuangan terus dibuka. Tiga titik pompa di Kecamatan Babat; Melik, Kalitengah; dan Kuro terus diaktifkan. Hingga kemarin, 3.391 rumah masih kebanjiran. Dari jumlah itu, terbanyak di Kecamatan Babat. Alasannya, akibat luberan kali Semar mendem dan tidak optimalnya rawa Semando.
Selain itu, lahan tambak yang terdampak 3.325 hektare. Mugito menuturkan, petambak di wilayah Turi dan Kalitengah kini memanen dini. Sebab, luberan Bengawan Jero mengakibatkan sebagian ikan kabur. ‘’Sebagian petambak memang belum masuk panen, bahkan mereka tidak antisipasi pasang waring,’’ ujarnya.
Kabid Ikan Tawar Dinas Perikanan Lamongan, Tri Wahyudi, menuturkan, belum semua petambak masuk panen saat bencana banjir. Sebab, pola tanamnya tidak sama. ‘’Ada kerugian, tapi tidak banyak,’’ klaimnya.
KOTA – Kondisi papan duga tinggi muka air (TMA) Kali Blawi, Kecamatan Karangbinangun kembali turun. Jika sebelumnya 59 peilschall, maka kini 55 pheilscall. Meski statusnya masih siaga merah, kondisi TMA lebih aman.
‘’Alhamdulillah sudah turun, karena upaya untuk membuang air dari Bengawan Jero terus dilakukan,’’ ujar Kepala BPBD Lamongan, Mugito.
Menurut dia, pintu pembuangan terus dibuka. Tiga titik pompa di Kecamatan Babat; Melik, Kalitengah; dan Kuro terus diaktifkan. Hingga kemarin, 3.391 rumah masih kebanjiran. Dari jumlah itu, terbanyak di Kecamatan Babat. Alasannya, akibat luberan kali Semar mendem dan tidak optimalnya rawa Semando.
Selain itu, lahan tambak yang terdampak 3.325 hektare. Mugito menuturkan, petambak di wilayah Turi dan Kalitengah kini memanen dini. Sebab, luberan Bengawan Jero mengakibatkan sebagian ikan kabur. ‘’Sebagian petambak memang belum masuk panen, bahkan mereka tidak antisipasi pasang waring,’’ ujarnya.
Kabid Ikan Tawar Dinas Perikanan Lamongan, Tri Wahyudi, menuturkan, belum semua petambak masuk panen saat bencana banjir. Sebab, pola tanamnya tidak sama. ‘’Ada kerugian, tapi tidak banyak,’’ klaimnya.