”Jagongan Matoh” …. “Mantaaap broo” (sambil acungkan dua jempol), menjadi ikon baru di Tuban. Jagongan Matoh adalah talk show interaktif bisnis yang digelar gratis secara terbuka untuk masyarakat dalam membangkitkan semangat kemandirian. Tujuannya, memoles potensi wirausaha dan melahirkan para entrepreneur baru yang sudah memberikan warna tersendiri dalam mengawal pertumbuhan ekonomi di Bumi Wali dan sekitarnya.
Jagongan Matoh hingga saat ini masih menjadi yang pertama dan satu-satunya talk show di Indonesia yang rutin menghadirkan para pembicara pebisnis lokal, nasional, dan internasional. Saat ini, Jagongan Matoh telah mencapai episode keramat di angka 100. Jagongan Matoh sebagai bentuk kemandirian mengingat talk show bisnis ini digelar dengan biaya sendiri, swadaya, dan swakelola Panama Group, mitra dinas perekonomian dan pariwisata (sekarang diskoperindag, Red).
Outdoor talk show bisnis Jagongan Matoh untuk kali pertama digelar 1 Oktober 2014 dengan menghadirkan pembicara Alfan Cipto, president direktur PT Asuka Engineering Indonesia. Mantan office boy (tukang bersih kantor) ini sukses memiliki tiga perusahaan berskala nasional. Alfan langsung menggebrak dengan menanamkan semangat mandiri, pantang menyerah, dan berani menjadi pengusaha.
Disusul pembicara lainnya, seperti Nurul Atik pemilik Rocket Chicken Indonesia (mantan tukang masak sukses yang jadi pengusaha) dan sekarang ini memiliki lebih dari 250 outlet franchise Friedchicken di Indonesia. Lalu Sunarsip, asli wong Tuban yang sukses sebagai komisaris bank termuda di dunia. Saat itu, dia menjabat komisaris PT Bank BRI, konsultan Bank Dunia dan saat ini sebagai komisaris Bank Bukopin. Disusul Suyoto Rais, asli wong Tuban juga. Pria ini sukses sebagai president direktur perusahaan otomotif di Jepang dengan menerima gaji tertinggi selevel jabatannya di Negeri Sakura ini juga menjadi pembicara di acara tersebut.
Jagongan Matoh tidak hanya mengupas tentang praktik bisnis, tapi juga menyentuh inner power pelaku bisnis itu sendiri dengan materi motivasi diri, kepribadian hingga religi dan spiritual. Karena Jagongan Matoh juga menghadirkan pembicara dari berbagai profesi seperti motivator kelas nasional, dokter, ahli komunikasi (public speaking), dan ustad yang membenahi hati peserta talk show itu sendiri.
Bupati Tuban, Kapolres Tuban, mantan komisaris Bank Dunia, konsultan UMKM, Kementerian Perdagangan, kepala bidang BPPT Teknologi, rektor Unirow, para pemilik perusahaan besar, dan bisnis perseorangan yang dirintis dari nol, pemilik bisnis waralaba terbesar di Indonesia, hingga pembicara yang pernah jatuh hingga bangkit kembali. Semuanya pernah menjadi pembicara di Jagongan Matoh.
Sebuah perjalanan talk show yang panjang dengan tema istikamah lebih banyak mengusung bisnis. Pantas, talk show yang ber-home base di Rest Area Tuban ini menjadi pemecah Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) 2015 sebagai talk show berkelanjutan terjadwal terlama di Indonesia. Sungguh buah kesabaran dari kekompakan para pengelolanya, meski harus bekerja keras karena menggunakan dana para pengelola sendiri.
Salah satu kepiawaian dari para pengelola Jagongan Matoh yang dikomandani Amin Jaya (direktur Panama Group) ini terlihat dari kemampuannya menggandeng banyak unsur. Di antaranya, Kepala Disperpar Tuban Farid Achmadi dan sekretarisnya Endang Trimeidiya (saat itu, Red). Panama Group menggandeng disperpar sebagai representasi pemkab. Dari tandem tersebut, kemudian lahirlah tim Tuban Public Speaker (Taps) yang mendidik anak muda Tuban sebagai public speaker yang selanjutnya mengendalikan talk show ini.
Kreasi dan inovasi terus dilakukan Jagongan Matoh sehingga pada 2016 kembali meraih penghargaan The Best Talk Show & Service Excellent Award 2016 dan masuk dalam kategori Business Innovation Excellence Award 2016 di Semarang. Gaung Jagongan Matoh langsung merasuk pada semua elemen pemuda hingga ke desa-desa. Sehingga, permintaan dilakukan talk show di desa dan kecamatan semakin tinggi. Tak luput pula perguruan tinggi di Tuban serta sekolah level SMA juga mengadakan road show talk show Jagongan Matoh.
Kini, disperpar yang berubah nama menjadi diskoperindag terus konsisten sebagai penyelenggara Jagongan Matoh. Agus Wijaya yang menakhodai diskoperindag pun ikut menggebrak Jagongan Matoh dengan konsep berbeda. Agus Wijaya mengubah wajah Jagongan Matoh lebih berani dan fokus pada kreativitas inovatif dan familier dengan dunia digital.
Dia mempunyai konsep inovasi baru pada Jagongan Matoh yang siap diluncurkan di tahun 2018 mendatang. Selalu ada hal baru, inovasi baru, dan kreatifitas baru yang disuguhkan untuk terus menebar dan mengobarkan semangat kewirausahaan. Selain diskoperindag, tim Taps sebagai pelaksana Jagongan Matoh telah menutup talk show di pengujung tahun 2017 ini pada episode 100.
Tanda Jagongan Matoh sudah siap dengan era digital terlihat pada talk show episode 100 di Pendapa Krida Manunggal Tuban, Rabu (20/12) yang bertema Mengawal Pertumbuhan Ekonomi Tuban Melalui Digitalisasi Bisnis. Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf menjadi keynote speaker talk show. Pembicara lain, Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tuban Eko Radnadi, Ketua Kadin Tuban Wiwid Agung Wibowo, dan Suyoto Rais.
Menjawab tantangan ke depan, Jagongan Matoh sudah menyiapkan diri sejak dini terutama dalam menyambut era ekonomi digital. Kita tunggu karya Jagongan Matoh kembali di tahun 2018 dan seterusnya bersama para pengelola Jagongan Matoh yang dibidani para anak muda. Dan. semoga Jagongan Matoh selalu mudah adaptasi dengan tuntutan kebutuhan masyarakat dalam mengawal pertumbuhan ekonomi di Bumi Wali. Jagongan Matoh selalu ada di hati. Mantaaaapp bro.…