Entah, ini kebetulan atau karena terbiasa hidup sehat, Eliya Malika Oktavia, 23, diberi tanggung jawab sebagai sanitarian atau staf kesehatan lingkungan Rumah Sakit Nahdlatul Ulama (RSNU) Tuban. Karena terbiasa hidup bersih sejak kecil, dia pun risih jika melihat hal yang kurang enak dipandang.
Dara asal Desa Punggulrejo, Kecamatan Rengel itu mengatakan, awalnya dia hanya terbiasa menjaga kebersihan diri sendiri.
Alasannya, kebersihan bisa menjadi salah satu senjata untuk melawan berbagai penyakit.
Tak sedikit pasien terjangkit penyakit hanya karena lingkungan dan makanan yang kotor.
‘’Alhamdulillah dasarnya sudah suka sama kebersihan, ditambah pekerjaan tentang kebersihan lingkungan juga,’’ tutur dia.
Jebolan D3 kesehatan lingkungan Poltekkes Kemenkes Surabaya itu mengatakan, tidak semua sampah bisa dibuang.
Sebagian sampah atau limbah butuh perawatan khusus agar tidak mencemari lingkungan.
Seperti halnya limbah cair rumah sakit yang harus masuk instalasi pengelolaan air limbah.
‘’Harus tahu mana sampah yang bisa merusak lingkungan dan harus dikelola dulu,’’ kata dia.
Alumni SMAN 1 Rengel itu menjelaskan, menjaga kebersihan memang hal yang sepele.
Namun, dampaknya besar dan menyangkut banyak orang.
Seperti halnya contoh paling mendasar adalah membuang sampah padat sembarangan bisa berakibat banjir.
‘’Kalau sudah banjir, mau menyalahkan siapa?,’’ tegas dara yang hobi membaca itu.