BOJONEGORO – Pelajar merupakan paling banyak pelanggar dan korban kecelakaan lalu lintas. Tahun lalu, jumlah pelajar yang menjadi korban kecelakaan sejumlah 411 orang. Dari total korban tersebut, terdiri atas 13 korban meninggal dunia, 8 korban luka berat, dan 359 korban luka ringan.
Kasatlantas Polres Bojonegoro AKP Aristianto Budi Sutrisno mengungkapkan, memang adanya catatan penting pada tingkat kecelakaan dan pelanggaran yang dilakukan oleh para pelajar. Aris, sapaan akrabnya, menyebutkan pelajar menduduki peringkat kedua setelah karyawan swasta pada jumlah kecelakaan dan pelanggaran.
“Data tersebut tentu ironis sekali, seharusnya para orang tua tidak terlalu permisif dengan anaknya yang belum cukup umur,” jelasnya.
Aris juga mengungkapkan, sebenarnya keberadaan bus sekolah sangat penting untuk menekan jumlah kecelakaan pelajar. Karena, lanjut dia, meski mereka sudah berusia 17 tahun, namun kecakapan mengendarai di jalan raya masih kurang mumpuni. “Mengendarai di jalan raya butuh ketenangan dan fokus, sehingga terkadang pada pelajar yang masih berjiwa muda kurang mampu mengendalikan emosinya di jalan raya, jadinya kebut-kebutan” jelasnya.
Saat masih bertugas di Polda Jatim, Aris menambahkan bus sekolah di Surabaya sangat efektif menekan angka kecelakaan pelajar. Selain itu, peran transportasi massal juga sangat dibutuhkan di Bojonegoro. Namun, tetap perlu dibahas di dalam forum lalu lintas dan angkutan jalan (LLAJ).
“Dalam mengatur lalu lintas dan transportasi massal memang butuh banyak peran dari beberapa stakehohlder seperti dishub, dinas pekerjaan umum, dan Dinas Bina Marga dan Cipta Karya,” terangnya. Adanya transportasi massal juga mampu mengurai kemacetan di jam-jam padat.
Laka yang Libatkan Pelajar pada 2017
Jumlah : 411 orang
Rincian : – 13 korban meninggal dunia
8 korban luka berat
359 korban luka ringan
Rata-rata usia korban : 17 tahun
Sumber: Satlantas Bojonegoro