- Advertisement -
SHE – Yulia Indahsari menilai hidup itu layaknya menulis tanpa penghapus, tulislah tulisan terbaik kalian, tak perlu takut. Karena kertas putih lain akan menunggu untuk kalian memperbaiki tulisan itu, tapi ingat, waktu tak pernah mau menunggu, lakukan sekarang, atau tidak sama sekali. Gadis yang akrab disapa Yulia itu terlahir dari keluarga biasa, sering kali dipandang remeh, sehingga dia kerap kurang percaya diri. “Terkadang saya tidak ingin terlihat oleh mereka,” ujar gadis asal Desa Mulyoagung, Kecamatan Bojonegoro itu.
Dia pun awalnya punya cita-cita menjadi seornag pramugari, tetapi ketika melihat kondisi keluarga dia sekarang memilih untuk berkerja. Awalnya dia bekerja hanya untuk mengisi waktu luang sambil menunggu pendaftaran kuliah, tapi setelah dia tahu bahwa mencari uang tidak semudah yang dia kira, dia pun memutuskan untuk melanjutkan bekerja dan ingin kuliah dengan biaya sendiri. “Sebab apa? Saya tidak ingin membebani orang tua. Saya ingin membuktikan bahwa saya bisa, saya hanya butuh dukungan dari mereka, saya ingin mandiri, saya ingin membuat orang tua saya bangga dengan usaha saya sendiri,” tutur gadis kelahiran 1999 itu.
Yulia mengatakan bahwa banyak temannya yang bilang bahwa kehidupannya termasuk puberty goals, karena dia dulu dikenal dekil setengah mati, tapi banyak yang bilang dia banyak berubah kalau dilihat dari kondisi fisik. Dia terus berusaha memantaskan diri menuju masa pendewasaaan. Karena memang sebenarnya motivasi berubah bukan karena dirinya sendiri, tapi karena laki-laki yang sampai sekarang masih jadi calonnya. “Tapi saya tekankan, bukan dia yang mengubah saya, tapi saya berubah karena diri saya sendiri, ya meskipun awalnya untuk dia, hehe,” pungkasnya.
SHE – Yulia Indahsari menilai hidup itu layaknya menulis tanpa penghapus, tulislah tulisan terbaik kalian, tak perlu takut. Karena kertas putih lain akan menunggu untuk kalian memperbaiki tulisan itu, tapi ingat, waktu tak pernah mau menunggu, lakukan sekarang, atau tidak sama sekali. Gadis yang akrab disapa Yulia itu terlahir dari keluarga biasa, sering kali dipandang remeh, sehingga dia kerap kurang percaya diri. “Terkadang saya tidak ingin terlihat oleh mereka,” ujar gadis asal Desa Mulyoagung, Kecamatan Bojonegoro itu.
Dia pun awalnya punya cita-cita menjadi seornag pramugari, tetapi ketika melihat kondisi keluarga dia sekarang memilih untuk berkerja. Awalnya dia bekerja hanya untuk mengisi waktu luang sambil menunggu pendaftaran kuliah, tapi setelah dia tahu bahwa mencari uang tidak semudah yang dia kira, dia pun memutuskan untuk melanjutkan bekerja dan ingin kuliah dengan biaya sendiri. “Sebab apa? Saya tidak ingin membebani orang tua. Saya ingin membuktikan bahwa saya bisa, saya hanya butuh dukungan dari mereka, saya ingin mandiri, saya ingin membuat orang tua saya bangga dengan usaha saya sendiri,” tutur gadis kelahiran 1999 itu.
Yulia mengatakan bahwa banyak temannya yang bilang bahwa kehidupannya termasuk puberty goals, karena dia dulu dikenal dekil setengah mati, tapi banyak yang bilang dia banyak berubah kalau dilihat dari kondisi fisik. Dia terus berusaha memantaskan diri menuju masa pendewasaaan. Karena memang sebenarnya motivasi berubah bukan karena dirinya sendiri, tapi karena laki-laki yang sampai sekarang masih jadi calonnya. “Tapi saya tekankan, bukan dia yang mengubah saya, tapi saya berubah karena diri saya sendiri, ya meskipun awalnya untuk dia, hehe,” pungkasnya.