- Advertisement -
KOTA – Jumlah Pedagang Kaki lima (PKL) di kawasan alun-alun Bojonegoro relatif tidak meningkat memasuki bulan puasa Ramadan saat ini. Namun jumlah pengunjung lebih banyak, sehingga suasana semakin ramai. Satpol PP memperketat pemberlakuan jam berjualan. “ Memang lebih ramai dibanding biasa. Terutama menjelang Magrib,” kata seorang pedagang makanan di alun-alun, Subhan minggu (20/5) Dia mengatakan, hari pertama puasa memang pengunjung alun-alun cenderung biasa.
Namun memasuki hari kedua, peningkatan jumlah pengunjung sangat terasa. Terutama pengunjung yang sedang mencari takjil untuk berbuka puasa. “Memang mayoritas mencari makanan berbuka puasa,” ujarnya. Sementara itu Kasatpol PP Bojonegoro, Achmad Gunawan mengatakan, jumlah PKL di alun-alun sebenarnya relative tetap. Kisarannya sekitar 100 PKL.
Namun, karena pengunjung meningkat, sehingga semakin ramai. Pihaknya memperketat penjagaan untuk mengantisipasi trantibum. Setiap hari ada 15 personil disiagakan di kawasan alunalun. “Terutama berjaga terkait jam berjualan,” tukasnya. Menurut dia, pihaknya hanya mengizinkan PKL berjualan pukul 16.00 hingga 24.00. Di luar jam itu, masuk kategori melanggar.
Karena itu, pihaknya memastikan meminimalisir jumlah pelanggaran dengan memasang sejumlah personil. ‘’Memang sering dijumpai pelanggaran jam berjualan itu,’’ ujarnya. Dia mengimbau agar PKL mematuhi ketentuan yang ada. Meski jumlah pedagang sama, namun pembeli meningkat signifi kan. Sehingga potensi gangguan trantibum meningkat, terutama potensi kemacetan. “Intinya PKL harus tetap patuh pemberlakuan jam berjualan,” tegasnya.
KOTA – Jumlah Pedagang Kaki lima (PKL) di kawasan alun-alun Bojonegoro relatif tidak meningkat memasuki bulan puasa Ramadan saat ini. Namun jumlah pengunjung lebih banyak, sehingga suasana semakin ramai. Satpol PP memperketat pemberlakuan jam berjualan. “ Memang lebih ramai dibanding biasa. Terutama menjelang Magrib,” kata seorang pedagang makanan di alun-alun, Subhan minggu (20/5) Dia mengatakan, hari pertama puasa memang pengunjung alun-alun cenderung biasa.
Namun memasuki hari kedua, peningkatan jumlah pengunjung sangat terasa. Terutama pengunjung yang sedang mencari takjil untuk berbuka puasa. “Memang mayoritas mencari makanan berbuka puasa,” ujarnya. Sementara itu Kasatpol PP Bojonegoro, Achmad Gunawan mengatakan, jumlah PKL di alun-alun sebenarnya relative tetap. Kisarannya sekitar 100 PKL.
Namun, karena pengunjung meningkat, sehingga semakin ramai. Pihaknya memperketat penjagaan untuk mengantisipasi trantibum. Setiap hari ada 15 personil disiagakan di kawasan alunalun. “Terutama berjaga terkait jam berjualan,” tukasnya. Menurut dia, pihaknya hanya mengizinkan PKL berjualan pukul 16.00 hingga 24.00. Di luar jam itu, masuk kategori melanggar.
Karena itu, pihaknya memastikan meminimalisir jumlah pelanggaran dengan memasang sejumlah personil. ‘’Memang sering dijumpai pelanggaran jam berjualan itu,’’ ujarnya. Dia mengimbau agar PKL mematuhi ketentuan yang ada. Meski jumlah pedagang sama, namun pembeli meningkat signifi kan. Sehingga potensi gangguan trantibum meningkat, terutama potensi kemacetan. “Intinya PKL harus tetap patuh pemberlakuan jam berjualan,” tegasnya.