23.4 C
Bojonegoro
Sunday, April 2, 2023

Kapolres ”Batalkan” Alumni 212 Tuban Berangkat Reuni

- Advertisement -

TUBAN – Massa alumni 212 Tuban hampir dipastikan tidak akan mengisi daftar hadir reuni pada 2 Desember mendatang di Monas, Jakarta. Pada hari itu, para aktivis memilih untuk tur religi ke sejumlah pondok pesantren dan tempat bersejarah di Jogjakarta. Kesepakatan tur bersama anggota keluarga para aktivis tersebut ditandatangani di halaman Mapolres Tuban pada Senin (19/11) malam. 

Dalam kegiatan bertitel Ngopi atau ngobrol pintar tersebut, sekitar 150 alumni 212 sepakat untuk mengganti kegiatan unjuk rasa di Jakarta dengan kegiatan lain yang lebih positif. Sebelumnya, mereka sudah merencanakan mengikuti reuni 212 bersama seluruh keluarganya. Namun, akhirnya kegiatan mereka diganti dengan tur religi yang diselenggarakan bertepatan dengan tanggal reuni 212.

Kapolres Tuban AKBP Nanang mengatakan, ajakannya untuk menjaga kondusifitas Indonesia, khususnya Tuban ternyata mendapat sambutan dan dukungan luar biasa dari para aktivis. Dalam dialog interaktif, akhirnya massa 212 sepakat untuk membatalkan mengikuti reuni dan mengganti kegiatan mereka bersama kepolisian. ‘’Di sinilah peran kita untuk memberikan rasa aman kepada seluruh masyarakat, tanpa terkecuali,’’ tegas mantan kasubdit III Ditreskrimum Polda Jateng itu.

Kesepakatan antara alumni 212 di Tuban dan polres setempat dimulai dengan kegiatan silaturahmi yang digelar di halaman Mapolres Tuban pada Senin (19/11) malam. Dalam pertemuan tersebut, perwira jebolan Akpol 2000 ini mendengarkan beragam keluh-kesah para aktivis tersebut. Salah satu yang menjadi keresahan mereka adalah terkait anggapan negatif sebagian masyarakat. ‘’Dengan komunikasi yang baik, seluruh permasalahan pasti ada solusinya,’’ kata kapolres.

- Advertisement -

Keluhan lain para alumni pergerakan massa tersebut adalah anggapan negatif masyarakat dengan penampilan mereka yang berjenggot dan bercelana cingkrang. Stigma tersebut berdampak besar terhadap aktivitas keagamaan mereka. Seperti sulitnya mencari donatur untuk membangun yayasan atau pondok pesantren milik mereka. Menanggapi keluhan tersebut, orang nomor satu di Polres Tuban itu langsung memberikan sumbangan Rp 100 juta untuk melanjutkan pembangunan. Air mata para aktivis tak tertahan dan langsung berlinang ketika mendengar niat baik kapolres untuk menyumbang.

Sambil merangkul, Nanang berharap tidak ada lagi sekelompok masyarakat yang dianggap buruk oleh kelompok lain. Dia mengimbau setiap kelompok masyarakat menghormati kelompok lain. Dengan menganggap negatif sekelompok masyarakat, tidak akan menyelesaikan suatu masalah. ‘’Siapa pun pasti ingin dihargai. Mari saling menghargai agar kita juga dihargai,’’ tambah Nanang.

TUBAN – Massa alumni 212 Tuban hampir dipastikan tidak akan mengisi daftar hadir reuni pada 2 Desember mendatang di Monas, Jakarta. Pada hari itu, para aktivis memilih untuk tur religi ke sejumlah pondok pesantren dan tempat bersejarah di Jogjakarta. Kesepakatan tur bersama anggota keluarga para aktivis tersebut ditandatangani di halaman Mapolres Tuban pada Senin (19/11) malam. 

Dalam kegiatan bertitel Ngopi atau ngobrol pintar tersebut, sekitar 150 alumni 212 sepakat untuk mengganti kegiatan unjuk rasa di Jakarta dengan kegiatan lain yang lebih positif. Sebelumnya, mereka sudah merencanakan mengikuti reuni 212 bersama seluruh keluarganya. Namun, akhirnya kegiatan mereka diganti dengan tur religi yang diselenggarakan bertepatan dengan tanggal reuni 212.

Kapolres Tuban AKBP Nanang mengatakan, ajakannya untuk menjaga kondusifitas Indonesia, khususnya Tuban ternyata mendapat sambutan dan dukungan luar biasa dari para aktivis. Dalam dialog interaktif, akhirnya massa 212 sepakat untuk membatalkan mengikuti reuni dan mengganti kegiatan mereka bersama kepolisian. ‘’Di sinilah peran kita untuk memberikan rasa aman kepada seluruh masyarakat, tanpa terkecuali,’’ tegas mantan kasubdit III Ditreskrimum Polda Jateng itu.

Kesepakatan antara alumni 212 di Tuban dan polres setempat dimulai dengan kegiatan silaturahmi yang digelar di halaman Mapolres Tuban pada Senin (19/11) malam. Dalam pertemuan tersebut, perwira jebolan Akpol 2000 ini mendengarkan beragam keluh-kesah para aktivis tersebut. Salah satu yang menjadi keresahan mereka adalah terkait anggapan negatif sebagian masyarakat. ‘’Dengan komunikasi yang baik, seluruh permasalahan pasti ada solusinya,’’ kata kapolres.

- Advertisement -

Keluhan lain para alumni pergerakan massa tersebut adalah anggapan negatif masyarakat dengan penampilan mereka yang berjenggot dan bercelana cingkrang. Stigma tersebut berdampak besar terhadap aktivitas keagamaan mereka. Seperti sulitnya mencari donatur untuk membangun yayasan atau pondok pesantren milik mereka. Menanggapi keluhan tersebut, orang nomor satu di Polres Tuban itu langsung memberikan sumbangan Rp 100 juta untuk melanjutkan pembangunan. Air mata para aktivis tak tertahan dan langsung berlinang ketika mendengar niat baik kapolres untuk menyumbang.

Sambil merangkul, Nanang berharap tidak ada lagi sekelompok masyarakat yang dianggap buruk oleh kelompok lain. Dia mengimbau setiap kelompok masyarakat menghormati kelompok lain. Dengan menganggap negatif sekelompok masyarakat, tidak akan menyelesaikan suatu masalah. ‘’Siapa pun pasti ingin dihargai. Mari saling menghargai agar kita juga dihargai,’’ tambah Nanang.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru


/