27.6 C
Bojonegoro
Wednesday, March 29, 2023

Satu Sekolah Minta Bantuan Air Bersih

- Advertisement -

KEPOHBARU – Sebanyak 54 dusun dari 26 desa sebagai daerah rawan kekeringan belum meminta bantuan air bersih. Justru, SMPN 1 Kepohbaru mengajukan permintaan air bersih ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro. Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD MZ. Budi Mulyono mengatakan, musim kemarau berjalan lebih 3 bulan ini, baru SMPN 1 Kepohbaru mengajukan permintaan air.

Kebutuhan air bersih mendesak karena sekolah tersebut proses pembangunan kelas. Sehingga air dari sumur pun mengalami kekurangan untuk toilet sekolah tersebut. Dia mengatakan telah mengirim dua tangki air bersih Kamis (12/7) lalu. “Tapi air bersih itu dimanfaatkan untuk MCK (mandi cuci kakus) 500 siswa dan puluhan guru di sekolah tersebut. Tidak boleh dibuat pembangunan,” ujarnya. Menurut dia, penyediaan air bersih tidak diperuntukkan untuk urusan pembangunan maupun mengairi lahan pertanian.

Fokus distribusi air bersih untuk masyarakat banyak. Sebaliknya, kata Budi, 54 dusun daerah rawan kekeringan diprediksi akan mengajukan permintaan air bersih awal Agustus. Karena melihat di wilayah Jawa Timur, masih ada beberapa wilayah yang hujan. Seperti Lumajang, Banyuwangi, Sumenep, dan Nganjuk. “Cuaca memang tak menentu, beberapa minggu terakhir juga terjadi fenomena aphelion mengakibatkan tiap malam suhunya menjadi dingin akibat posisi matahari menjauh,” katanya.

Berdasar data BPBD, 54 dusun rawan kekeringan tersebut berada di 10 kecamatan. Yakni, Kecamatan Ngraho, Kepohbaru, Tambakrejo, Sugihwaras, Sukosewu, Purwosari, Sumberrejo, Temayang, Ngambon, dan Kasiman. Setidaknya sebanyak 8.656 kepala keluarga (KK) dengan jumlah 29.478 jiwa.

KEPOHBARU – Sebanyak 54 dusun dari 26 desa sebagai daerah rawan kekeringan belum meminta bantuan air bersih. Justru, SMPN 1 Kepohbaru mengajukan permintaan air bersih ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro. Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD MZ. Budi Mulyono mengatakan, musim kemarau berjalan lebih 3 bulan ini, baru SMPN 1 Kepohbaru mengajukan permintaan air.

Kebutuhan air bersih mendesak karena sekolah tersebut proses pembangunan kelas. Sehingga air dari sumur pun mengalami kekurangan untuk toilet sekolah tersebut. Dia mengatakan telah mengirim dua tangki air bersih Kamis (12/7) lalu. “Tapi air bersih itu dimanfaatkan untuk MCK (mandi cuci kakus) 500 siswa dan puluhan guru di sekolah tersebut. Tidak boleh dibuat pembangunan,” ujarnya. Menurut dia, penyediaan air bersih tidak diperuntukkan untuk urusan pembangunan maupun mengairi lahan pertanian.

Fokus distribusi air bersih untuk masyarakat banyak. Sebaliknya, kata Budi, 54 dusun daerah rawan kekeringan diprediksi akan mengajukan permintaan air bersih awal Agustus. Karena melihat di wilayah Jawa Timur, masih ada beberapa wilayah yang hujan. Seperti Lumajang, Banyuwangi, Sumenep, dan Nganjuk. “Cuaca memang tak menentu, beberapa minggu terakhir juga terjadi fenomena aphelion mengakibatkan tiap malam suhunya menjadi dingin akibat posisi matahari menjauh,” katanya.

Berdasar data BPBD, 54 dusun rawan kekeringan tersebut berada di 10 kecamatan. Yakni, Kecamatan Ngraho, Kepohbaru, Tambakrejo, Sugihwaras, Sukosewu, Purwosari, Sumberrejo, Temayang, Ngambon, dan Kasiman. Setidaknya sebanyak 8.656 kepala keluarga (KK) dengan jumlah 29.478 jiwa.

Artikel Terkait

Most Read

Pemkab Diminta Evaluasi OPD

Jalan Jalan ke Turki (2)

Antisipasi Banjir saat UNBK

Ajudan Positif, Bupati Tuban Dites Swab

Artikel Terbaru


/