SHE – Naya Ramandana merupakan mahasiswa S-1 perikanan Universitas Muhammadiyah Malang, yang mana setiap harinya tidak akan pisah dengan kesibukan membuat laporan tulis tangan. Mungkin banyak orang akan bertanya kenapa dia ambil perikanan, sedangkan banyak dari anak perempuan lainnya yang kuliah di luar kota mengambil jurusan ekonomi atau yang lainnya. “Hal ini memang susah, yang mana harus keluar dari hobi yang saya lakukan dan juga harus beradaptasi dari awal,” ujar gadis asal Kecamatan Kapas itu.
Menurut dia, tujuan memilih jurusan yang berbeda dengan yang lain ialah dia sedang berusaha menciptakan lulusan yang mungkin nanti langsung bisa terjun ke dunia kerja ketika lulus, serta banyaknya tenaga kerja membutuhkan. Itulah sebabnya dari jurusan perikanan itu, dia berusaha menciptakan sesuatu yang baru di mana orang banyak mengenal perempuan identik dengan jurusan perbankan, hukum, psikolog, atau perawat.
“Di sisi lain, tidak mudah untuk menyatukan semua hobi saya yakni make-up dan bernyanyi,” ujar gadis kelahiran 1998 itu. Orang lain tentu menilai seharusnya gadis yang akrab disapa Naya itu masuk ke jurusan tata rias, tapi dia tidak pernah peduli dengan perkataan orang seperti itu, karena dia merasa make-up tidak akan menghambat pendidikannya selagi dia bisa menempatkan di situasi yang benar.
Di samping itu, dia juga mempunyai hobi menyanyi yang dulunya pernah dia perjuangkan hingga tingkat Provinsi Jawa Timur. “Masih jelas terasa saat itu saya masih duduk di bangku SMA yang tidak sengaja ikut lomba di Kabupaten Bojonegoro sehingga lolos menuju Provinsi Jawa Timur,” tuturnya.
Dari lomba itulah, piagam juaranya mengantarkan Naya menuju bangku mahasiswa dengan masuk tanpa tes. Tidak berhenti dari situ saja, dulu dia juga punya hobi sebagai pembuat cerpen dengan berpuluh-puluh karangan namun dengan keadaan yang apa adanya membuat cerita itu, sehingga hanya dia unggah di web cerpen saja.
Dari cerita pengalaman yang berharga itu hingga sekarang dia sedang menyelesaikan program studi S-1 karena cita-citanya memang ingin menjadi seperti ibu Susi sebagai menteri perikanan kelautan. Meskipun dia tahu untuk menjadi menteri seperti bu Susi Pudjiastuti tidak perlu kuliah dan tidak perlu berjuang seperti mahasiswa perikanan kelautan. “Tapi cita-cita saya untuk memajukan kemaritiman untuk lebih baik lagi. Dihina tidak membuatmu tumbang, dicaci tak membuatmu jadi rembulan,” pungkasnya.