25.2 C
Bojonegoro
Thursday, June 1, 2023

Ancaman Badai di Laut

- Advertisement -

TUBAN – Bencana banjir, puting beliung, dan badai mulai Senin (18/3) petang hingga Selasa (19/3) menerjang sejumlah daerah di Tuban.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban, dilaporkan sekitar 150 rumah di Gemulung dan 12 rumah di Trantang, keduanya di Kecamatan Kerek rusak ringan hingga berat. Tiga pohon di Gemulung juga dilaporkan tumbang dan menimpa rumah.

Dalam musibah tersebut, satu warga Gemulung tewas tertimpa puing bangunan tempat tinggalnya. Dia bernama Anto, 16.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Tuban, sekitar pukul 16.00 hujan deras disertai angin kencang mengguyur kedua desa tersebut. Berselang 30 menit, angin memporak-porandakan dan menerbangkan puluhan atap rumah. Angin kencang juga menumbangkan pohon-pohon.

Koordinator Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana (Jitupasna) BPBD Tuban Friendy Setiawan mengatakan, institusinya masih melakukan kaji cepat di lapangan beserta pihak kecamatan, serta pemerintah Desa Trantang dan Gemulung.

- Advertisement -

 ‘’Kami (BPBD) hanya bisa membantu material genteng serta sembako untuk meringankan korban terdampak bencana alam tersebut,’’ tuturnya.

Sementara itu, tingginya intensitas hujan di Bumi Wali mengakibatkan sejumlah kecamatan mengalami banjir bandang.

Terparah menerjang Dusun Butoh, Desa Kebonagung, Kecamatan Rengel. Banjir yang dipicu meluapnya sungai desa setempat menggenangi 20 rumah dan fasilitas umum. Ketinggian air di jalan poros desa menuju Desa Rahayu, Kecamatan Soko maupun Desa Pekuwon, Kecamatan Rengel sekitar 30-50 sentimeter (cm). ‘’Banjir kali ini paling besar dalam sejarah,’’ ujar Kepala Dusun Butoh Syahroni.

Banjir juga melanda Desa Mulyoagung, Kecamatan Singgahan. Akibatnya, sekitar 500 meter (m) jalan raya Jatirogo – Bojonegoro yang melintas di desa ini tergenang sekitar 10-30cm.

Daerah terdampak banjir berikutnya, Desa Sambongrejo dan Genaharjo, keduanya di Kecamatan Semanding. Di Genaharjo, bah menggenangi puluhan rumah dan 3 sekolah.

Sementara itu, badai juga menebar teror di sejumlah titik pantai mulai kemarin (19/3) sekitar pukul 01.00. Di pantai Desa Kradenan, Kecamatan Palang, dilaporkan 5 kapal terseret arus dan tenggelam. Dan, 4 kapal lainnya terdorong ke daratan.

Jumain, salah satu nelayan Kradenan mengatakan, dari 5 kapal yang tenggelam, 4 berhasil ditemukan. Satu kapal lainnya masih dalam pencarian. Kepala Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tuban Desindra Deddy mengatakan, cuaca ekstrem dalam lima hari ke depan masih mengancam.

Desindra panggilan akrabnya memerkirakan, berdasarkan pantauan kondisi cuaca regional, dalam beberapa hari ini sering terjadi siklon savannah yang menyebabkan pola angin konvergensi (pertemuan masa udara, Red). Fenomena ini mengakibatkan masa udara pemicu meningkatnya potensi pembentukan awan Cumulonimbus. Angin tersebut, lanjut dia, yang menyebabkan terjadinya hujan dengan intensitas lebat.

TUBAN – Bencana banjir, puting beliung, dan badai mulai Senin (18/3) petang hingga Selasa (19/3) menerjang sejumlah daerah di Tuban.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban, dilaporkan sekitar 150 rumah di Gemulung dan 12 rumah di Trantang, keduanya di Kecamatan Kerek rusak ringan hingga berat. Tiga pohon di Gemulung juga dilaporkan tumbang dan menimpa rumah.

Dalam musibah tersebut, satu warga Gemulung tewas tertimpa puing bangunan tempat tinggalnya. Dia bernama Anto, 16.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Tuban, sekitar pukul 16.00 hujan deras disertai angin kencang mengguyur kedua desa tersebut. Berselang 30 menit, angin memporak-porandakan dan menerbangkan puluhan atap rumah. Angin kencang juga menumbangkan pohon-pohon.

Koordinator Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana (Jitupasna) BPBD Tuban Friendy Setiawan mengatakan, institusinya masih melakukan kaji cepat di lapangan beserta pihak kecamatan, serta pemerintah Desa Trantang dan Gemulung.

- Advertisement -

 ‘’Kami (BPBD) hanya bisa membantu material genteng serta sembako untuk meringankan korban terdampak bencana alam tersebut,’’ tuturnya.

Sementara itu, tingginya intensitas hujan di Bumi Wali mengakibatkan sejumlah kecamatan mengalami banjir bandang.

Terparah menerjang Dusun Butoh, Desa Kebonagung, Kecamatan Rengel. Banjir yang dipicu meluapnya sungai desa setempat menggenangi 20 rumah dan fasilitas umum. Ketinggian air di jalan poros desa menuju Desa Rahayu, Kecamatan Soko maupun Desa Pekuwon, Kecamatan Rengel sekitar 30-50 sentimeter (cm). ‘’Banjir kali ini paling besar dalam sejarah,’’ ujar Kepala Dusun Butoh Syahroni.

Banjir juga melanda Desa Mulyoagung, Kecamatan Singgahan. Akibatnya, sekitar 500 meter (m) jalan raya Jatirogo – Bojonegoro yang melintas di desa ini tergenang sekitar 10-30cm.

Daerah terdampak banjir berikutnya, Desa Sambongrejo dan Genaharjo, keduanya di Kecamatan Semanding. Di Genaharjo, bah menggenangi puluhan rumah dan 3 sekolah.

Sementara itu, badai juga menebar teror di sejumlah titik pantai mulai kemarin (19/3) sekitar pukul 01.00. Di pantai Desa Kradenan, Kecamatan Palang, dilaporkan 5 kapal terseret arus dan tenggelam. Dan, 4 kapal lainnya terdorong ke daratan.

Jumain, salah satu nelayan Kradenan mengatakan, dari 5 kapal yang tenggelam, 4 berhasil ditemukan. Satu kapal lainnya masih dalam pencarian. Kepala Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tuban Desindra Deddy mengatakan, cuaca ekstrem dalam lima hari ke depan masih mengancam.

Desindra panggilan akrabnya memerkirakan, berdasarkan pantauan kondisi cuaca regional, dalam beberapa hari ini sering terjadi siklon savannah yang menyebabkan pola angin konvergensi (pertemuan masa udara, Red). Fenomena ini mengakibatkan masa udara pemicu meningkatnya potensi pembentukan awan Cumulonimbus. Angin tersebut, lanjut dia, yang menyebabkan terjadinya hujan dengan intensitas lebat.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru


/