25.2 C
Bojonegoro
Thursday, June 1, 2023

Berbincang di Perahu, Sepakati Jembatan Bojonegoro-Blora

- Advertisement -

BOJONEGORO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro dan Pemkab Blora bakal berkolaborasi membangun jembatan. Rencananya, jembatan melintasi Sungai Bengawan Solo ini menghubungkan dua kabupaten berbeda provinsi ini.

Titik jembatan rencananya berada di Kecamatan Ngraho, sedangkan Blora di Desa Medalem, Kecamatan Kradenan. Dua bupati, yakni Anna Muawanah dan Djoko Nugroho pun sudah bertemu membahas jembatan ini. 

Itu setelah Bu Anna sapaan Anna Muawanah dan jajarannya berkunjung ke Desa Luwih Aji, Kecamatan Ngraho, Sabtu (17/11). Lalu, berlanjut bertemu Bupati Blora dan jajarannya di Desa Medalem, Kecamatan Kradenan. Dua bupati ini sempat berbincang tentang pembangunan jembatan di perahu penyeberangan.

Bu Anna mengatakan, jembatan ini dapat membantu akses perekonomian warga di dua kabupaten, yaitu Bojonegoro dan Blora. “Sesuai informasi dari Bupati Blora bahwa terdapat empat kecamatan menjadi lumbung kemiskinan. Selain itu empat kecamatan di Blora itu memiliki ketergantungan ekonomi di Bojonegoro,” jelasnya kepada Jawa Pos Radar Bojonegoro.

Sehingga, adanya jembatan ini, kata Bu Anna, diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dua daerah. Terutama masyarakat Blora bagian selatan. Serta, mempermudah semua akses. Mulai akses sosial hingga pendidikan. 

- Advertisement -

Sebab, ada warga Blora bersekolah di Bojonegoro, dan sebaliknya. Selain itu warga Bojonegoro yang memiliki saudara di Blora dan sebaliknya. “Sehingga, adanya jembatan penghubung ini bisa mempermudah hubungan sosial antara kedua daerah. Sehingga, hubungan sosial antara Bojonegoro dan Blora bisa berjalan baik,” ucapnya. 

Pembangunan jembatan itu rencananya akan dilaksanakan secepatnya. Sebab, memiliki fungsi sentral bagi kedua kabupaten. “Lebih cepat lebih baik,” ucap bupati sebelumnya anggota DPR RI ini.

Bagi Blora, khususnya wilayah selatan, jembatan ini sangat urgen.  Selama ini, warga jika mau ke wilayah Jawa Timur harus memutar jauh ke Kecamatan Cepu dengan jarak tempuh 40 kilometer. Tentu, jembatan ini bisa memangkas warga di garis kemiskinan. 

Djoko Nugroho mengatakan, selama ini, Blora bagian selatan seperti Kecamatan Kradenan daerah lumbung padi. Namun, pertumbuhan ekonominya lambat karena aksesnya terbatas. Seperti, ingin menjual hasil panen ke Jatim harus memutar lewat Cepu yang jaraknya 40 kilometer lebih. 

Karena selama ini pembeli padi banyak dari Kecamatan Ngraho, Bojonegoro, dan sekitarnya. Jika ada jembatan, jaraknya lebih pendek menjadi sekitar 10 kilometer. “Betapa senangnya warga kita,” jelasnya.

“Jembatan ini menjadi akses penghubung Pasar Menden Kradenan menuju Pasar Ngraho. Warga di empat kecamatan tadi yang jumlahnya lebih dari 200 ribu jiwa juga akan merasakan dampak positifnya,” ujarnya.

BOJONEGORO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro dan Pemkab Blora bakal berkolaborasi membangun jembatan. Rencananya, jembatan melintasi Sungai Bengawan Solo ini menghubungkan dua kabupaten berbeda provinsi ini.

Titik jembatan rencananya berada di Kecamatan Ngraho, sedangkan Blora di Desa Medalem, Kecamatan Kradenan. Dua bupati, yakni Anna Muawanah dan Djoko Nugroho pun sudah bertemu membahas jembatan ini. 

Itu setelah Bu Anna sapaan Anna Muawanah dan jajarannya berkunjung ke Desa Luwih Aji, Kecamatan Ngraho, Sabtu (17/11). Lalu, berlanjut bertemu Bupati Blora dan jajarannya di Desa Medalem, Kecamatan Kradenan. Dua bupati ini sempat berbincang tentang pembangunan jembatan di perahu penyeberangan.

Bu Anna mengatakan, jembatan ini dapat membantu akses perekonomian warga di dua kabupaten, yaitu Bojonegoro dan Blora. “Sesuai informasi dari Bupati Blora bahwa terdapat empat kecamatan menjadi lumbung kemiskinan. Selain itu empat kecamatan di Blora itu memiliki ketergantungan ekonomi di Bojonegoro,” jelasnya kepada Jawa Pos Radar Bojonegoro.

Sehingga, adanya jembatan ini, kata Bu Anna, diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dua daerah. Terutama masyarakat Blora bagian selatan. Serta, mempermudah semua akses. Mulai akses sosial hingga pendidikan. 

- Advertisement -

Sebab, ada warga Blora bersekolah di Bojonegoro, dan sebaliknya. Selain itu warga Bojonegoro yang memiliki saudara di Blora dan sebaliknya. “Sehingga, adanya jembatan penghubung ini bisa mempermudah hubungan sosial antara kedua daerah. Sehingga, hubungan sosial antara Bojonegoro dan Blora bisa berjalan baik,” ucapnya. 

Pembangunan jembatan itu rencananya akan dilaksanakan secepatnya. Sebab, memiliki fungsi sentral bagi kedua kabupaten. “Lebih cepat lebih baik,” ucap bupati sebelumnya anggota DPR RI ini.

Bagi Blora, khususnya wilayah selatan, jembatan ini sangat urgen.  Selama ini, warga jika mau ke wilayah Jawa Timur harus memutar jauh ke Kecamatan Cepu dengan jarak tempuh 40 kilometer. Tentu, jembatan ini bisa memangkas warga di garis kemiskinan. 

Djoko Nugroho mengatakan, selama ini, Blora bagian selatan seperti Kecamatan Kradenan daerah lumbung padi. Namun, pertumbuhan ekonominya lambat karena aksesnya terbatas. Seperti, ingin menjual hasil panen ke Jatim harus memutar lewat Cepu yang jaraknya 40 kilometer lebih. 

Karena selama ini pembeli padi banyak dari Kecamatan Ngraho, Bojonegoro, dan sekitarnya. Jika ada jembatan, jaraknya lebih pendek menjadi sekitar 10 kilometer. “Betapa senangnya warga kita,” jelasnya.

“Jembatan ini menjadi akses penghubung Pasar Menden Kradenan menuju Pasar Ngraho. Warga di empat kecamatan tadi yang jumlahnya lebih dari 200 ribu jiwa juga akan merasakan dampak positifnya,” ujarnya.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru


/