LAMONGAN, Radar Lamongan – Pemkab Lamongan mengklaim nilai ekspor tumbuh tinggi. Datanya, Rp 123 miliar pada 2016, Rp 136 miliar di 2017, dan tahun lalu hingga sekarang Rp 597 miliar.
“Kenaikan ini ditopang oleh industri besar yang pasar ekspornya sudah merambah Eropa,” klaim Kabag Humas dan Protokoler Pemkab Lamongan, Agus Hendrawan.
Menurut dia, adanya pelabuhan laut di wilayah utara membuat transaksi lebih mudah. Dia mencontohkan komoditi perikanan yang bisa menembus pasar Jepang, Korea, hingga Amerika Serikat. Selain itu, buildyet dan cahaya bintang olympic yang produk alas kakinya sudah mensasar pasar Eropa.
Agus menjelaskan, tidak semua bahan baku perusahaan bisa diperoleh di Kota Soto ini. Namun, Lamongan diklaimnya cukup strategis dan dekat dengan sejumlah daerah penghasil bahan baku terbesar.
Versi dia, ada sembilan industri besar di Lamongan yang masih produktif dan menembus pasar ekspor.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Lamongan, Agus Cahyono, menuturkan, jumlah investor di Lamongan cukup banyak selama beberapa tahun terakhir. Sembilan investor sudah berjalan dan menembus pasar internasional.
Selain itu, ada 50 perusahaan lebih yang bergerak di pasar lokal skala besar. Jika dihitung, maka saat ini jumlah perusahaan yang sudah mengurus perizinan baik lokal maupun asing, 126 perusahaan. Namun, tidak semua perusahaan – perusahaan tersebut beroperasi. Mereka masih terkendala modal.
Agus menjelaskan, jika nilai investasi lebih dari Rp 50 juta, maka kualifikasi yang harus dicukupi cukup banyak. Tim verifikatornya bukan hanya daerah. Juga provinsi.
Namun, dia mencatat selama satu tahun ini, jumlah investor di Lamongan tidak berkembang. “Kalau investor masuk memang lesu, kita masih berusaha untuk mencari,” tuturnya.