- Advertisement -
Dengan semangat perjuangan, Rumah Sakit Nahdlatul Ulama (RSNU) Tuban memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-72 Republik Indonesia. Acara tersebut kemarin (17/8) diperingati dengan seluruh jajaran pejabat struktural, dokter, dan karyawan dengan berpakaian adat dan seragam pejuang tanah air. Sebanyak 35 pakaian adat yang terdiri 34 pakaian adat Indonesia dan satu pakaian adat Tionghoa dikenakan.
Direktur RSNU Didik Suharsoyo mengatakan, dikenakannya pakaian adat yang berbeda oleh karyawan tersebut merupakan simbol keberagaman yang ada di tanah air. Indonesia yang mempunyai berbagai suku, agama, dan ras menjadi kekayaan yang sangat berharga. ‘’Indonesia indah karena beragam, bukan karena seragam,’’ tutur dia menjelaskan maksud tema acara Harmony in Diversity (Harmoni dalam perbedaan).
Lulusan Magister Administrasi Rumah Sakit Universitas Airlangga (Unair) itu mengatakan, perbedaan seharusnya menjadi alasan rakyat Indonesia terus bersatu. Dia mengibaratkan, perbedaan itu ibarat pelangi. Meskipun memiliki warna yang berbeda, namun menciptakan suatu keindahan yang tak ternilai. ‘’Negara ini dibangun di atas semangat perjuangan dan semangat perbedaan untuk menjadi satu Indonesia,’’ tuturnya.
Setiap karyawan diwajibkan mengenakan pakaian adat dan seragam pejuang selama sehari penuh. Mulai upacara kemerdekaan hingga memberikan pelayanan. Harapannya, mereka bisa mengenang sejarah kemerdekaan melalui hal kecil. ‘’Indonesia merdeka karena perjuangan semua suku, agama, dan ras. Kita sebagai warga negara harus mengenang perjuangan tersebut,’’ kata dokter jebolan Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta itu.
Didik mengatakan, acara peringatan hari proklamasi itu guna memupuk rasa nasionalisme keluarga besar RSNU. Setelah upacara kemerdekaan, acara dilanjutkan dengan menyanyikan lagu-lagu wajib nasional. Acara ditutup dengan tasyakuran potong tumpeng oleh 200 lebih karyawan RSNU. ‘’Selamat HUT RI Ke-72. Dirgahayu Indonesia. NKRI harga mati!’’ kata Didik membakar semangat karyawannya.
Dengan semangat perjuangan, Rumah Sakit Nahdlatul Ulama (RSNU) Tuban memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-72 Republik Indonesia. Acara tersebut kemarin (17/8) diperingati dengan seluruh jajaran pejabat struktural, dokter, dan karyawan dengan berpakaian adat dan seragam pejuang tanah air. Sebanyak 35 pakaian adat yang terdiri 34 pakaian adat Indonesia dan satu pakaian adat Tionghoa dikenakan.
Direktur RSNU Didik Suharsoyo mengatakan, dikenakannya pakaian adat yang berbeda oleh karyawan tersebut merupakan simbol keberagaman yang ada di tanah air. Indonesia yang mempunyai berbagai suku, agama, dan ras menjadi kekayaan yang sangat berharga. ‘’Indonesia indah karena beragam, bukan karena seragam,’’ tutur dia menjelaskan maksud tema acara Harmony in Diversity (Harmoni dalam perbedaan).
Lulusan Magister Administrasi Rumah Sakit Universitas Airlangga (Unair) itu mengatakan, perbedaan seharusnya menjadi alasan rakyat Indonesia terus bersatu. Dia mengibaratkan, perbedaan itu ibarat pelangi. Meskipun memiliki warna yang berbeda, namun menciptakan suatu keindahan yang tak ternilai. ‘’Negara ini dibangun di atas semangat perjuangan dan semangat perbedaan untuk menjadi satu Indonesia,’’ tuturnya.
Setiap karyawan diwajibkan mengenakan pakaian adat dan seragam pejuang selama sehari penuh. Mulai upacara kemerdekaan hingga memberikan pelayanan. Harapannya, mereka bisa mengenang sejarah kemerdekaan melalui hal kecil. ‘’Indonesia merdeka karena perjuangan semua suku, agama, dan ras. Kita sebagai warga negara harus mengenang perjuangan tersebut,’’ kata dokter jebolan Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta itu.
Didik mengatakan, acara peringatan hari proklamasi itu guna memupuk rasa nasionalisme keluarga besar RSNU. Setelah upacara kemerdekaan, acara dilanjutkan dengan menyanyikan lagu-lagu wajib nasional. Acara ditutup dengan tasyakuran potong tumpeng oleh 200 lebih karyawan RSNU. ‘’Selamat HUT RI Ke-72. Dirgahayu Indonesia. NKRI harga mati!’’ kata Didik membakar semangat karyawannya.