BOJONEGORO – Konsumsi sampah masyarakat Bojonegoro tiap tahun selalu menjadi masalah. Pasca Lebaran ini, konsumsi sampah di Bojonegoro mencapai 270 meter kubik per hari. Itu diperburuk dengan minimnya jumlah tempat pembuangan sampah sementara (TPS) dan tempat pembuangan sampah akhir (TPA) di Bojonegoro.
“Pasca Lebaran ini memang meningkat sampai 270 meter kubik per hari,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bojonegoro Nurul Azizah kemarin.
Nurul mengatakan, pada hari biasa, konsumsi sampah di Bojonegoro hanya sebesar 250 meter kubik. Saat mendekati Lebaran, jumlah itu meningkat menjadi rata-rata 265 meter kubik per hari. Nah, pasca Lebaran ini, jumlah konsumsi sampah masyarakat Bojonegoro menjadi 270 meter kubik per hari. Fakta kenaikan jumlah konsumsi sampah tersebut memicu banyaknya sampah terlihat tidak terbuang dengan rapi di sepanjang jalan.
Buruknya penataan sampah, kata Nurul, sebenarnya tidak berdiri sendiri dan dipengaruhi banyak hal. Karena kompleksitas permasalahan, dampaknya pun sampah seperti sulit dibersihkan. Padahal, secara teknis sampah sudah dikelola secara maksimal. Sejumlah hal memengaruhi banyaknya sampah meliputi minimnya TPS dan TPA.
Nurul menyebutkan, sampai saat ini jumlah TPA di Bojonegoro hanya satu. Itu terletak di Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk. Tidak hanya itu, jumlah TPS pun hanya sebanyak 16 saja. Itu pun tersebar di 28 kecamatan di Bojonegoro. Secara perbandingan jumlah kecamatan saja, kata dia, itu sudah tidak seimbang. Dampaknya, masyarakat membuang sampah lebih sembarangan. Meski, untuk urusan ini pihaknya juga sudah berlaku tegas.
“Masyarakat cenderung membikin tempat sampah sendiri karena memang TPS dan TPA terbatas,” kata dia.
Kecenderungan membuat tempat sampah sendiri tersebut, secara umum memang bagus. Itu menandakan kesadaran masyarakat membuang sampah tinggi. Namun, di sisi lain, lebih tepatnya di sisi teknis, tidak semua tempat sampah buatan masyarakat itu bagus. Sebagian besar justru menimbulkan masalah. Sebab, tempat sampah diletakkan di tempat yang tidak seharusnya. Seperti di sungai atau di got. Tentu ini memicu permasalahan baru.