- Advertisement -
NDUK – Sesibuk apa pun dalam bekerja, Erlita Dwina Astriyanti selalu meyempatkan waktu untuk menjenguk ibunya. Menurut dara 23 tahun ini, kesibukan dalam bekerja bukan asalan untuk tidak punya waktu pulang ke rumah. Sejak merantau di Bangkalan, Madura dua tahun belakangan, dara yang akrab disapa Lita ini selalu mempunyai jadwal khusus pulang kampung ke Tuban.
Customer service salah satu bank swasta nasional tersebut mengatakan, yang memberikan motivasi dirinya bekerja adalah sang ibu. Karena itu, dia selalu meluangkan waktu khusus untuk pulang kampung minimal dua minggu sekali. ‘’Ketika tanggal merah sebisa mungkin mewajibkan diri untuk pulang ke Tuban,’’ tutur dara yang tinggal di Kelurahan Gedongombo, Semanding ini.
Alumni Universitas Kartini Surabaya itu menyayangkan banyak anak muda seusianya yang sibuk bekerja di perantauan hingga jarang pulang. Tidak ingin seperti itu, Lita selalu menjalin komunikasi rutin dengan ibunya di rumah. Dengan cara tersebut, dia selalu merasa rindu dan ingin pulang ke Bumi Wali. ‘’Senyum ibu saat saya pulang itu moodboster tersendiri agar kembali semangat bekerja,’’ jelas dia.
Lulusan S-1 ilmu hukum ini mengaku ingin menghabiskan masa mudanya untuk membahagiakan wanita yang melahirkannya. Terlebih, sejak ayahnya meninggal, ibunya menjadi satu-satunya motivator kehidupan Lita.
NDUK – Sesibuk apa pun dalam bekerja, Erlita Dwina Astriyanti selalu meyempatkan waktu untuk menjenguk ibunya. Menurut dara 23 tahun ini, kesibukan dalam bekerja bukan asalan untuk tidak punya waktu pulang ke rumah. Sejak merantau di Bangkalan, Madura dua tahun belakangan, dara yang akrab disapa Lita ini selalu mempunyai jadwal khusus pulang kampung ke Tuban.
Customer service salah satu bank swasta nasional tersebut mengatakan, yang memberikan motivasi dirinya bekerja adalah sang ibu. Karena itu, dia selalu meluangkan waktu khusus untuk pulang kampung minimal dua minggu sekali. ‘’Ketika tanggal merah sebisa mungkin mewajibkan diri untuk pulang ke Tuban,’’ tutur dara yang tinggal di Kelurahan Gedongombo, Semanding ini.
Alumni Universitas Kartini Surabaya itu menyayangkan banyak anak muda seusianya yang sibuk bekerja di perantauan hingga jarang pulang. Tidak ingin seperti itu, Lita selalu menjalin komunikasi rutin dengan ibunya di rumah. Dengan cara tersebut, dia selalu merasa rindu dan ingin pulang ke Bumi Wali. ‘’Senyum ibu saat saya pulang itu moodboster tersendiri agar kembali semangat bekerja,’’ jelas dia.
Lulusan S-1 ilmu hukum ini mengaku ingin menghabiskan masa mudanya untuk membahagiakan wanita yang melahirkannya. Terlebih, sejak ayahnya meninggal, ibunya menjadi satu-satunya motivator kehidupan Lita.