- Advertisement -
BOJONEGORO – Benda-benda purbakala di Desa Soko Temayang perlu dikelola dengan baik dalam sebuah museum. Namun realisasinya membutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Pengelola Museum 13 Kalitidu, Harry Nugroho mengatakan semua elemen harus ikut terlibat untuk mewujudkan pengelolaan benda-benda purbakala di Desa Soko Kecamatan Temayang itu. Jika tidak segera dilakukan, dikhawatirkan benda-benda berharga itu akan punah bahkan hilang. ‘’Saya dulu pernah minta pindah ke sana. Tapi tidak boleh,’’ ujarnya rabu (18/4).
Dia mengaku sebenarnya berencana pindah tugas mengajar di Soko agar bisa membantu pengelolaan benda-benda fosil-fosil di Desa Soko itu. Namun belum dikabulkan pemerintah. Kini, ujar dia, usianya sudah mulai menua. Harry memilih untuk merawat museum purbakala di Kalitidu. Namun, tak jarang masih menyempatkan untuk terus menelusuri lokasi-lokasi yang diduga menyimpan fosil.
Di Desa Soko Temayang benda-benda fosil yang ditemukan berupa benda-benda laut. Selain itu, ada pula fosil hewan purba berkaki empat. Salah satu yang ditemukan adanya bagian dari tulang belakang. Selain itu juga ditemukan manik-manik. Saking banyaknya, lokasi ini sering dilirik oleh orang-orang dari Kabupaten Nganjuk.
Suradi, salah satu pegiat purbakala di Desa Soko Kecamatan Temayang pun membenarkan jika ada orang-orang dari Nganjuk memintanya untuk bergabung di Nganjuk. Namun, dia menolak karena dia masih mencintai Bojonegoro. Sehingga, dia berharap segera ada langkah konkrit dari pemerintah untuk melakukan perawatan benda-benda purbakala di Soko Temayang.
‘’Semoga saja demikian,’’ kata dia. Sementara itu, Camat Temayang Camat Temayang Heri Widodo mengakui akan terus berkoordinasi agar bisa terwujud untuk pengelolaan Desa Soko itu menjadi daerah wisata.
BOJONEGORO – Benda-benda purbakala di Desa Soko Temayang perlu dikelola dengan baik dalam sebuah museum. Namun realisasinya membutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Pengelola Museum 13 Kalitidu, Harry Nugroho mengatakan semua elemen harus ikut terlibat untuk mewujudkan pengelolaan benda-benda purbakala di Desa Soko Kecamatan Temayang itu. Jika tidak segera dilakukan, dikhawatirkan benda-benda berharga itu akan punah bahkan hilang. ‘’Saya dulu pernah minta pindah ke sana. Tapi tidak boleh,’’ ujarnya rabu (18/4).
Dia mengaku sebenarnya berencana pindah tugas mengajar di Soko agar bisa membantu pengelolaan benda-benda fosil-fosil di Desa Soko itu. Namun belum dikabulkan pemerintah. Kini, ujar dia, usianya sudah mulai menua. Harry memilih untuk merawat museum purbakala di Kalitidu. Namun, tak jarang masih menyempatkan untuk terus menelusuri lokasi-lokasi yang diduga menyimpan fosil.
Di Desa Soko Temayang benda-benda fosil yang ditemukan berupa benda-benda laut. Selain itu, ada pula fosil hewan purba berkaki empat. Salah satu yang ditemukan adanya bagian dari tulang belakang. Selain itu juga ditemukan manik-manik. Saking banyaknya, lokasi ini sering dilirik oleh orang-orang dari Kabupaten Nganjuk.
Suradi, salah satu pegiat purbakala di Desa Soko Kecamatan Temayang pun membenarkan jika ada orang-orang dari Nganjuk memintanya untuk bergabung di Nganjuk. Namun, dia menolak karena dia masih mencintai Bojonegoro. Sehingga, dia berharap segera ada langkah konkrit dari pemerintah untuk melakukan perawatan benda-benda purbakala di Soko Temayang.
‘’Semoga saja demikian,’’ kata dia. Sementara itu, Camat Temayang Camat Temayang Heri Widodo mengakui akan terus berkoordinasi agar bisa terwujud untuk pengelolaan Desa Soko itu menjadi daerah wisata.