LAMONGAN, Radar Lamongan – Dampak banjir di wilayah Bengawan Jero, Lamongan, mengakibatkan 412 hektare tambak terendam. Dinas Perikanan Lamongan mendata mayoritas terjangan banjir dalam tahap sedang.
‘’Kemarin kita turun langsung ke lapangan, melihat kondisi pertambakan di wilayah Bengawan Jero,’’ tutur Plt Kepala Dinas Perikanan Lamongan, Yuli Wahyuono, kepada Jawa Pos Radar Lamongan kemarin (17/12).
Dampak terluas di Kecamatan Kalitengah. Ada 1.950 hektare tambak di 17 desa yang terendam. Kemudian, tambak 836 hektare di delapan desa di Kecamatan Karangbinangun ikut terdampak. Juga, tambak 720 hektare di sembilan desa di Kecamatan Glagah, dan 618 hektare pada enam desa di Kecamatan Turi.
‘’Seluruh petambak sudah jauh-jauh hari memasang waring, agar meminimalisasi kerugian,’’ imbuh Yuli saat dikonfirmasi via ponsel.
Kerusakan dan kerugian dampak banjir yang dialami petambak cukup tinggi. Dinas Perikanan mengklaim kerugian mencapai Rp 19 miliar lebih. Luasan lahan yang terdampak bisa lebih luas karena banjir masih melanda wilayah Bengawan Jero.
‘’Petugas di lapangan terus melakukan koordinasi dengan kelompok petani tambak di masing-masing kecamatan,’’ ucap Yuli.
Curah hujan bulan ini cukup tinggi. Hal itu dipengaruhi fenomena La Nina, yang menyebabkan potensi bencana hidrotermologi datang lebih cepat. Bahkan curah hujan yang tinggi diprediksi hingga awal tahun depan. ‘’Semoga banjir segera mereda,’’ harap Yuli.
Salah satu petambak di Desa Kemlagi Lor, Sunaryo mengatakan, area tambak miliknya ikut terimbas banjir sepekan ini. Hal itu membuat dirinya harus menyiapkan tenaga ekstra.
‘’Setiap tahun selalu mengalami seperti ini. Antisipasinya ya memasang waring,’’ imbuh pria paro baya tersebut.
Menurut dia, areal pertambakan di pinggir kali yang lebih ekstra waspada. Sebab, ketika kali meluap, tanggul berpotensi jebol. Seperti sebelumnya, beberapa titik tanggul di aliran Kali Plalangan jebol.
‘’Jadi memang kondisi banjir seperti ini, cukup sulit dirasakan petani tambak,’’ katanya.
4.124 Hektare Tambak Terendam di Lamongan

LAMONGAN, Radar Lamongan – Dampak banjir di wilayah Bengawan Jero, Lamongan, mengakibatkan 412 hektare tambak terendam. Dinas Perikanan Lamongan mendata mayoritas terjangan banjir dalam tahap sedang.
‘’Kemarin kita turun langsung ke lapangan, melihat kondisi pertambakan di wilayah Bengawan Jero,’’ tutur Plt Kepala Dinas Perikanan Lamongan, Yuli Wahyuono, kepada Jawa Pos Radar Lamongan kemarin (17/12).
Dampak terluas di Kecamatan Kalitengah. Ada 1.950 hektare tambak di 17 desa yang terendam. Kemudian, tambak 836 hektare di delapan desa di Kecamatan Karangbinangun ikut terdampak. Juga, tambak 720 hektare di sembilan desa di Kecamatan Glagah, dan 618 hektare pada enam desa di Kecamatan Turi.
‘’Seluruh petambak sudah jauh-jauh hari memasang waring, agar meminimalisasi kerugian,’’ imbuh Yuli saat dikonfirmasi via ponsel.
Kerusakan dan kerugian dampak banjir yang dialami petambak cukup tinggi. Dinas Perikanan mengklaim kerugian mencapai Rp 19 miliar lebih. Luasan lahan yang terdampak bisa lebih luas karena banjir masih melanda wilayah Bengawan Jero.
‘’Petugas di lapangan terus melakukan koordinasi dengan kelompok petani tambak di masing-masing kecamatan,’’ ucap Yuli.
Curah hujan bulan ini cukup tinggi. Hal itu dipengaruhi fenomena La Nina, yang menyebabkan potensi bencana hidrotermologi datang lebih cepat. Bahkan curah hujan yang tinggi diprediksi hingga awal tahun depan. ‘’Semoga banjir segera mereda,’’ harap Yuli.
Salah satu petambak di Desa Kemlagi Lor, Sunaryo mengatakan, area tambak miliknya ikut terimbas banjir sepekan ini. Hal itu membuat dirinya harus menyiapkan tenaga ekstra.
‘’Setiap tahun selalu mengalami seperti ini. Antisipasinya ya memasang waring,’’ imbuh pria paro baya tersebut.
Menurut dia, areal pertambakan di pinggir kali yang lebih ekstra waspada. Sebab, ketika kali meluap, tanggul berpotensi jebol. Seperti sebelumnya, beberapa titik tanggul di aliran Kali Plalangan jebol.
‘’Jadi memang kondisi banjir seperti ini, cukup sulit dirasakan petani tambak,’’ katanya.