- Advertisement -
TUBAN, Radar Tuban – Biasanya dokter, perawat, bidan, dan paramedis lainnya hanya berkutat dengan alat kesehatan, seperti stetoskop, jarum, dan obat-obatan. Namun, berbeda dengan tenaga medis dan paramedis di Rumah Sakit Nahdlatul Ulama (RSNU) Tuban. Mereka andal memainkan alat musik tradisional seperti gamelan dan tongklek.
Pada peringatan hari ulang tahun kemerdekaan kemarin (17/8), grup karawitan dan tongklek yang beranggotakan tenaga kesehatan setempat tampil di halaman rumah sakit di Jalat Letda Sucipto ini. Mereka tampil menghibur. Pertunjukan tersebut jadi perhatian keluarga pasien dan pengunjung rumah sakit.
Direktur RSNU Tuban dr. Didik Suharsoyo mengatakan, grup karawitan RSNU dibentuk sejak dua tahun lalu. Anggotanya belasan karyawan rumah sakit. Mereka dilatih para profesional. Setelah menguasai teknik dan pakem tembang Jawa, para karyawan latihan mandiri. ‘’Kami ingin menjadi bagian pelestari budaya, tanpa meninggalkan tugas utama menjadi tenaga kesehatan,’’ tegas dia.
Dokter yang juga koordinator grup karawitan ini mengatakan, kekayaan budaya adalah salah satu identitas bangsa Indonesia. Meski sibuk dengan aktivitas rutin, tak menjadikan mereka lupa dengan identitasnya. Apalagi, rumah sakit yang dipimpin memiliki tagline The Traditional Green Hospital. Artinya, rumah sakit yang asri nan sejuk, namun tetap mengusung kebudayaan tradisional dalam kesehariannya.
TUBAN, Radar Tuban – Biasanya dokter, perawat, bidan, dan paramedis lainnya hanya berkutat dengan alat kesehatan, seperti stetoskop, jarum, dan obat-obatan. Namun, berbeda dengan tenaga medis dan paramedis di Rumah Sakit Nahdlatul Ulama (RSNU) Tuban. Mereka andal memainkan alat musik tradisional seperti gamelan dan tongklek.
Pada peringatan hari ulang tahun kemerdekaan kemarin (17/8), grup karawitan dan tongklek yang beranggotakan tenaga kesehatan setempat tampil di halaman rumah sakit di Jalat Letda Sucipto ini. Mereka tampil menghibur. Pertunjukan tersebut jadi perhatian keluarga pasien dan pengunjung rumah sakit.
Direktur RSNU Tuban dr. Didik Suharsoyo mengatakan, grup karawitan RSNU dibentuk sejak dua tahun lalu. Anggotanya belasan karyawan rumah sakit. Mereka dilatih para profesional. Setelah menguasai teknik dan pakem tembang Jawa, para karyawan latihan mandiri. ‘’Kami ingin menjadi bagian pelestari budaya, tanpa meninggalkan tugas utama menjadi tenaga kesehatan,’’ tegas dia.
Dokter yang juga koordinator grup karawitan ini mengatakan, kekayaan budaya adalah salah satu identitas bangsa Indonesia. Meski sibuk dengan aktivitas rutin, tak menjadikan mereka lupa dengan identitasnya. Apalagi, rumah sakit yang dipimpin memiliki tagline The Traditional Green Hospital. Artinya, rumah sakit yang asri nan sejuk, namun tetap mengusung kebudayaan tradisional dalam kesehariannya.