BOJONEGORO – Para pendaftar SMA/SMK negeri diprediksi kurang cermat memilih dua sekolah yang akan dituju. Sebab, mereka masih menaruh kepercayaan memilih berdasar stigma sekolah unggulan atau favorit dengan nilai ujian nasional berbasis komputer (UNBK).
Jika tidak cermat memilih dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB), rawan calon siswa gagal dalam seleksi jalur reguler ini. “Hari pertama ini (kemarin, Red) cukup banyak pendaftar menaruh kepercayaan pada nilai UNBK dalam memilih sekolah dan kurang cermat. Padahal, jika tidak diterima sudah tidak bisa mendaftar lagi pada PPDB online,” kata Sekretaris Panitia Pelaksana PPDB SMAN 2 Bojonegoro Choiril Anam.
Berdasar data PPDB hari pertama kemarin (17/6), beberapa sekolah unggulan menjadi incaran pendaftar. Seperti SMAN 1 Bojonegoro terdapat 367 pendaftar, SMAN 2 Bojonegoro 270 pendaftar (pilihan 1) dan 115 pendaftar (pilihan 2).
SMAN 4 Bojonegoro terdapat 158 pendaftar (pilihan 1) dan 366 pendaftar (pilihan 2). SMAN Sumberrejo terdapat 429 pendaftar (pilihan 1) dan 149 pendaftar (pilihan 2). SMAN Padangan 309 pendaftar (pilihan 1), dan 54 pendaftar (pilihan 2).
Dia mengatakan, hari pertama tercatat ada 385 pendaftar memilih SMAN 2 Bojonegoro. Sedangkan, kuota pagu jalur PPDB online sebanyak 199 murid. Rincian jalurnya berdasarkan zona 124 dan nilai UNBK 58 siswa.
Menurut dia, jika mereka telah mengikuti simulasi dan paham regulasi PPDB tidak akan risau. Sebab, saat simulasi sudah ada rekomendasi sekolah yang patut dipilih (memiliki peluang diterima besar). Namun, kenyataannya masih belum seperti itu.
“Tadi sudah ada beberapa orang tua kebingungan karena anaknya sudah tidak masuk dalam dua sekolah yang dipilih. Hal seperti ini sangat disayangkan,” jelasnya.
Sesuai instruksi pusat, instansinya juga memberikan kesempatan pendaftar dari jalur keluarga tidak mampu (KTM) dalam sehari saja. Namun, khusus sekolah yang belum memenuhi pagu. Termasuk SMAN 2 Bojonegoro yang masih kekurangan 51 murid dari keseluruhan pagu, yakni 58.
“Pada pelaksanaan PPDB offline pekan lalu, kita sudah menerima tujuh siswa. Jadi masih kurang dan memberi kesempatan hari ini (kemarin, Red) saja,” imbuh dia.
Berbeda pada PPDB offline pekan lalu, kali ini pendaftar dapat menggunakan surat keterangan tidak mampu (SKTM). Itupun kalau tidak memiliki kartu Indonesia pintar (KIP). Sebab, sangat disayangkan bila kuota jalur KTM tidak dipenuhi.
“Sementara sudah ada dua murid yang mendaftar. Pengumumannya 19 Juni nanti. Namun, semisal pagu masih belum terpenuhi, otomatis akan dialihkan ke jalur zonasi reguler,” ujarnya.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Cabdindik) Jawa Timur di Bojonegoro Adi Prayitno menambahkan, agar pendaftar memberikan berkas KTM yang asli tanpa rekayasa. Sebab, jika terungkap ada kepalsuan, pendaftar beserta yang bersangkutan akan mendapat sanksi dari sekolah dan instansinya.
“Kemudian calon murid yang mendaftar pada PPDB online agar lebih cermat memilih dua sekolah akan dituju. Sebab, sangat disayangkan jika tidak masuk dalam dua sekolah yang dipilih,” tutur dia.
Dia menegaskan, semua sekolah sama saja. Tidak ada sekolah favorit. Sehingga, dia berharap jangan sampai pendaftar menyia-nyiakan kesempatan dan lebih cermat menentukan pilihan sekolah.