- Advertisement -
LAMONGAN, Radar Lamongan – Dinas PU Sumberdaya Air (PUSDA) Lamongan mengklaim mengaktifkan tujuh pompa banjir. Tiga dari tujuh pompa air itu di Kecamatan Babat. Masing – masing pompa tersebut berkapasitas 500 mililiter per detik. Tiga pompa lainnya, di Melik, Kecamatan Kalitengah. Kekuatannya, masing-masing pompa 500 mililiter per detik. Satu pompa lagi di Kuro yang berkapasitas 3.500 mililiter per detik. ‘’Dengan kondisi seperti ini, semua pompa diaktifkan semuanya,’’ tutur Kepala Dinas PUSDA Lamongan, M Jufri, kepada Jawa Pos Radar Lamongan kemarin (16/12).
Menurut dia, debit air di pintu air kuro masih stagnan. Pintu air masih dibuka karena Bengawan Solo belum stabil. ‘’Pintu air kan dikendalikan. Supaya yang daerah bawah aman, yang daerah atas berkurang,’’ tukasnya. Jufri mengatakan, banjir yang terjadi di wilayah Bengawan Jero dan Babat akibat curah hujan yang sangat tinggi dalam beberapa hari. Dia memberikan contoh di Babat sempat terjadi curah hujan yang mencapai 100 mililiter per detik. ‘’Memang kan hujan deras terjadi di mana- mana,’’ katanya. Jufri menuturkan, pihaknya terus berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Bengawan Solo (BBWS).
Ketika kondisi memungkinkan, maka akan diminta melakukan penutupan pintu air. ‘’Semoga hujan surut dan bisa ditutup, supaya kuro luar rendah. Sementara ini masih dibuka karena bengawan solo belum stabil,’’ jelasnya. Dikonfi rmasi terpisah, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Lamongan, Mohamad Muslimin, mengaku memantau aktivitas pembuangan air di Babat kemarin sore. Menurut dia, debit air Bengawan Solo di Babat masih siaga hijau. ‘’Jadi air masih memungkinkan dilakukan pembuangan. Sekarang saya memantau aktivitas pemompaan di sana,’’ imbuh Muslimin.
Salah satu warga Kecamatan Babat, Yesi Feriana, sudah mendapatkan informasi tiga pompa air diaktifkan di Kecamatan Babat. Dia berharap pemerintah bergerak cepat agar banjir di Kecamatan Babat bisa segera surut. ‘’Yang penting pompa untuk menyerap airnya itu harus dimaksimalkan,’’ pinta Yesi.
LAMONGAN, Radar Lamongan – Dinas PU Sumberdaya Air (PUSDA) Lamongan mengklaim mengaktifkan tujuh pompa banjir. Tiga dari tujuh pompa air itu di Kecamatan Babat. Masing – masing pompa tersebut berkapasitas 500 mililiter per detik. Tiga pompa lainnya, di Melik, Kecamatan Kalitengah. Kekuatannya, masing-masing pompa 500 mililiter per detik. Satu pompa lagi di Kuro yang berkapasitas 3.500 mililiter per detik. ‘’Dengan kondisi seperti ini, semua pompa diaktifkan semuanya,’’ tutur Kepala Dinas PUSDA Lamongan, M Jufri, kepada Jawa Pos Radar Lamongan kemarin (16/12).
Menurut dia, debit air di pintu air kuro masih stagnan. Pintu air masih dibuka karena Bengawan Solo belum stabil. ‘’Pintu air kan dikendalikan. Supaya yang daerah bawah aman, yang daerah atas berkurang,’’ tukasnya. Jufri mengatakan, banjir yang terjadi di wilayah Bengawan Jero dan Babat akibat curah hujan yang sangat tinggi dalam beberapa hari. Dia memberikan contoh di Babat sempat terjadi curah hujan yang mencapai 100 mililiter per detik. ‘’Memang kan hujan deras terjadi di mana- mana,’’ katanya. Jufri menuturkan, pihaknya terus berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Bengawan Solo (BBWS).
Ketika kondisi memungkinkan, maka akan diminta melakukan penutupan pintu air. ‘’Semoga hujan surut dan bisa ditutup, supaya kuro luar rendah. Sementara ini masih dibuka karena bengawan solo belum stabil,’’ jelasnya. Dikonfi rmasi terpisah, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Lamongan, Mohamad Muslimin, mengaku memantau aktivitas pembuangan air di Babat kemarin sore. Menurut dia, debit air Bengawan Solo di Babat masih siaga hijau. ‘’Jadi air masih memungkinkan dilakukan pembuangan. Sekarang saya memantau aktivitas pemompaan di sana,’’ imbuh Muslimin.
Salah satu warga Kecamatan Babat, Yesi Feriana, sudah mendapatkan informasi tiga pompa air diaktifkan di Kecamatan Babat. Dia berharap pemerintah bergerak cepat agar banjir di Kecamatan Babat bisa segera surut. ‘’Yang penting pompa untuk menyerap airnya itu harus dimaksimalkan,’’ pinta Yesi.