Radar Bojonegoro – Kasus positif Covid-19 di Bojonegoro terus ada penambahan. Bahkan, terdapat seorang siswa berusia 10 tahun terinfeksi Covid-19. Jumlah positif mencapai 91 orang.
Dari jumlah itu 63 orang masih dirawat di sejumlah rumah sakit. Sebanyak 16 orang sembuh, dan 12 orang meninggal dunia. Dinas kesehatan (dinkes) memastikan penambahan kasus Covid-19 itu bukan dari klaster baru.
Rerata mereka yang terinfeksi usai kontak dengan penderita positif. Misalnya hubungan keluarga. Namun, terdapat kasus yang terinfeksi namun tanpa gejala.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bojonegoro Ani Pujiningrum mengatakan, bertam bahnya jumlah infeksi berasal dari rekam jejak kontak positif. Mereka adalah orang yang pernah kontak langsung dengan penderita positif.
Dinkes kemudian melacak mereka dan melakukan test. ‘’Hasilnya mereka diketahui ada yang positif,’’ katanya kemarin. Menurut dia, banyaknya kasus infeksi di Bojonegoro karena rapid test kian masif dilakukan.
Hal itu membuat jumlah diketahui reaktif dan positif juga bertambah. ‘’Tesnya kan semakin masif kami lakukan. Jadi, yang diketahui juga banyak,’’ ujarnya. Semakin masif pelacakan dan tes, menurut dia, akan semakin banyak diketahui.
Hal itu cukup wajar. Meski demikian, sejauh ini tidak ada klaster baru. ‘’Semua dari kontak dengan positif,’’ tegasnya. Dari jumlah positif itu, di Desa Sukorejo ada satu positif yang berusia 10 tahun.
Anak itu dinyatakan positif setelah hasil swabnya keluar. Dia tertular dari orang tuanya. Dalam satu rumah, lanjut Ani, ada satu yang positif. Kemudian, satu keluarga dilakukan swab test. Hasilnya, anaknya berusia 10 tahun dinyatakan positif. Meski demikian, anak itu tidak dirawat di rumah sakit. Sebab, kondisinya sehat.
Dia kini melakukan isolasi mandiri. ‘’Dia isolasi mandiri di rumah salah satu keluarganya,’’ mantan direktur RSUD Padangan itu. Sedangkan, orang tuanya yang positif sempat dirawat di rumah sakit.
Namun, saat ini hasil swab sudah negatif. Sehingga, sudah diizinkan pulang. Kabag Humas Pemkab Bojonegoro Masirin mengatakan, jumlah kasus positif memang mengalami penambahan. Namun, bertambahnya itu bukan dari klaster baru. ‘’Sejauh ini tidak ada klaster baru.
Rata-rata dari kontak dengan pasien positif,’’ jelasnya. Masirin melanjutkan, saat ini para pasien dinyatakan positif sudah dirawat di rumah sakit. Namun, sebagian yang sehat dilakukan isolasi mandiri.