23.7 C
Bojonegoro
Saturday, June 3, 2023

Kali Klampok Meluap, Tebing Jembatan Bobol Longsor

- Advertisement -

BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Jembatan di Desa Bobol, Kecamatan Sekar, tak bisa dilewati sejak pukul 22.00 Sabtu (15/2). Tebing jembatan longsor tergerus air setelah hujan deras di wilayah selatan Bojonegoro. Juga, meluapnya air Kali Klampok.
Dimensi longsor panjangnya 70 meter. Tinggi 2,5 meter dan lebar 3 meter. Dilaporkan tidak ada korban jiwa maupun korban luka-luka. Pun tidak ada warga Desa Bobol yang terisolasi. Jembatan longsor ini penghubung antardusun di Desa Bobol.
Camat Sekar Biyanto mengatakan, kronologi longsornya tebing jembatan berawal dari hujan deras mulai pukul 16.00 hingga pukul 18.00 Sabtu. Sehingga mengakibatkan Kali Klampok meluap, tebing jembatan serta jalan menuju jembatan tergerus. Jembatan merupakan penghubung antardusun di Desa Bobol.
Setidaknya ada sekitar 50 kepala keluarga (KK) dari RT 20 terdampak akibat longsornya jalan tersebut. Namun tak terisolasi. Karena masih ada jalan lain bisa dimanfaatkan warga setempat. Namun, warga harus perlu ambil jalur memutar sekitar 1,5 kilometer.
“Tidak terlalu berdampak, karena sebenarnya jembatan longsor itu justru merupakan jalan alternatif karena jaraknya lebih dekat. Masih ada dua jalan utama. Mungkin hanya memutar sekitar 1,5 kilometer,” ujarnya.
Kemarin (16/2) pihak kecamatan dan Pemerintah Desa (Pemdes) Bobol bersama BPBD melakukan asesmen. Tindak lanjutnya ialah koordinasi penanggulangan darurat. Karena dikhawatirkan ada longsor susulan.
Pelaksana Harian (Plh) Kepala Desa (Kades) Bobol Lukisantoro menerangkan, penanganan darurat dengan kerja bakti memasang bambu dan sak berisi tanah agar longsornya tidak semakin meluas. “Informasinya tindak lanjut BPBD akan pengadaan bronjong dan batu, nanti pihak desa akan membiayai  HOK (hari orang kerja) untuk mengerjakan pemasangannya,” jelas pria juga menjabat sebagai Kasi Kesra Desa Bobol itu.
Ia membenarkan tidak ada warga Desa Bobol yang terisolasi akibat tebing jembatan di Dusun Kali Klampok itu longsor. Pihaknya mengimbau agar warganya mengambil jalur lain.
Kepala Pelaksana BPBD Bojonegoro Umar Ghoni menjelaskan, rencana tindak lanjutnya ialah pengajuan dana penanggulangan darurat melalui desa ke kecamatan. Kemudian diajukan kepada bupati tembusan BPBD setempat. Penanggulangannya berupa pemasangan bronjong dan bebatuan.
“Kami terus koordinasi pihak desa dan kecamatan, biar segera dilaksanakan pemasangan bronjong dan batu, kalau pembangunan permanen nanti sudah memasuki wilayah teknis dinas PU,” katanya.
Ia mengatakan, penyebab longsor juga akibat kemiringan tebing curam dan memiliki jenis tanah batuan berpasir sehingga jenuh air. Lalu, kurangnya drainase. Sehingga bila turun hujan intensitas tinggi air masuk ke tanah dan menggerus lapisan tanah.
“Kondisi tebing juga kurang vegetasi, erosial sungai samping jalan, dan tanah di sekitar berjenis lempung berpasir,” tambahnya. (bgs/rij)

BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Jembatan di Desa Bobol, Kecamatan Sekar, tak bisa dilewati sejak pukul 22.00 Sabtu (15/2). Tebing jembatan longsor tergerus air setelah hujan deras di wilayah selatan Bojonegoro. Juga, meluapnya air Kali Klampok.
Dimensi longsor panjangnya 70 meter. Tinggi 2,5 meter dan lebar 3 meter. Dilaporkan tidak ada korban jiwa maupun korban luka-luka. Pun tidak ada warga Desa Bobol yang terisolasi. Jembatan longsor ini penghubung antardusun di Desa Bobol.
Camat Sekar Biyanto mengatakan, kronologi longsornya tebing jembatan berawal dari hujan deras mulai pukul 16.00 hingga pukul 18.00 Sabtu. Sehingga mengakibatkan Kali Klampok meluap, tebing jembatan serta jalan menuju jembatan tergerus. Jembatan merupakan penghubung antardusun di Desa Bobol.
Setidaknya ada sekitar 50 kepala keluarga (KK) dari RT 20 terdampak akibat longsornya jalan tersebut. Namun tak terisolasi. Karena masih ada jalan lain bisa dimanfaatkan warga setempat. Namun, warga harus perlu ambil jalur memutar sekitar 1,5 kilometer.
“Tidak terlalu berdampak, karena sebenarnya jembatan longsor itu justru merupakan jalan alternatif karena jaraknya lebih dekat. Masih ada dua jalan utama. Mungkin hanya memutar sekitar 1,5 kilometer,” ujarnya.
Kemarin (16/2) pihak kecamatan dan Pemerintah Desa (Pemdes) Bobol bersama BPBD melakukan asesmen. Tindak lanjutnya ialah koordinasi penanggulangan darurat. Karena dikhawatirkan ada longsor susulan.
Pelaksana Harian (Plh) Kepala Desa (Kades) Bobol Lukisantoro menerangkan, penanganan darurat dengan kerja bakti memasang bambu dan sak berisi tanah agar longsornya tidak semakin meluas. “Informasinya tindak lanjut BPBD akan pengadaan bronjong dan batu, nanti pihak desa akan membiayai  HOK (hari orang kerja) untuk mengerjakan pemasangannya,” jelas pria juga menjabat sebagai Kasi Kesra Desa Bobol itu.
Ia membenarkan tidak ada warga Desa Bobol yang terisolasi akibat tebing jembatan di Dusun Kali Klampok itu longsor. Pihaknya mengimbau agar warganya mengambil jalur lain.
Kepala Pelaksana BPBD Bojonegoro Umar Ghoni menjelaskan, rencana tindak lanjutnya ialah pengajuan dana penanggulangan darurat melalui desa ke kecamatan. Kemudian diajukan kepada bupati tembusan BPBD setempat. Penanggulangannya berupa pemasangan bronjong dan bebatuan.
“Kami terus koordinasi pihak desa dan kecamatan, biar segera dilaksanakan pemasangan bronjong dan batu, kalau pembangunan permanen nanti sudah memasuki wilayah teknis dinas PU,” katanya.
Ia mengatakan, penyebab longsor juga akibat kemiringan tebing curam dan memiliki jenis tanah batuan berpasir sehingga jenuh air. Lalu, kurangnya drainase. Sehingga bila turun hujan intensitas tinggi air masuk ke tanah dan menggerus lapisan tanah.
“Kondisi tebing juga kurang vegetasi, erosial sungai samping jalan, dan tanah di sekitar berjenis lempung berpasir,” tambahnya. (bgs/rij)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

Lebih Suka Belajar Bersama

Terus Bersinergi dengan Media


/