- Advertisement -
Radar Bojonegoro – Dana desa (DD) yang disalurkan bisa diprioritaskan berkontribusi mengurangi angka kemiskinan. Upaya ini setelah pandemi bisa berdampak penambahan angka warga tidak mampu. Terlebih saat ini bisa tersambung program SDGs Desa.
Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) Bojonegoro, jumlah warga miskin meningkat, pada 2019 yakni 154,64 ribu jiwa menjadi 164,05 ribu jiwa pada 2020. Ketua Asosiasi Kepala Desa (AKD) Bojonegoro Rohmad Gozhali Dwiyanto menjelaskan, desa mempunyai peran aktif terkait kemiskinan di daerah.
Dari tingkatan desa bisa berkontribusi menurunkan angka kemiskinan. Salah satunya pemberdayaan ekonomi melalui prioritas DD. “Peningkatan ekonomi dengan berjualan, masyarakat diberikan stimulus perekonomian. BLT (bantuan langsung tunai) juga sebenarnya berkontribusi,” ujarnya kemarin (14/9).
Gozhali menjelaskan, di desanya sendiri salah satu cara berkontribusi yakni bekerja sama dengan Perhutani mengelola hutan selanjutnya dikelola masyarakat desa. Memfasilitasi warga mengolah lahan dan memberikan stimulus menggunkan DD. “Setidaknya bisa berkontribusi karena masyarakat juga berdampak langsung karena pandemi,” terangnya.
Menurut Gozhali, pengentasan kemiskinan dengan alokasi DD bisa disambungkan dengan program SDGs saat ini masih pendataan. Dari data terkumpul bisa dianalisis membuat program tepat sasaran.
- Advertisement -
“Bisa melalui BUMDes, pertanian, dan sinergitas kepada pemerintah daerah juga merupakan kunci pengentasan kemiskinan,” terangnya.
Kepala Desa (Kades) Prayungan Kecamatan Sumberrejo Imam Rofi’i menjelaskan, prioritas DD untuk pengentasan kemiskinan tetap berpedoman Permendes PDTT Nomor 13 Tahun 2020. Hal tersebut masuk program pemulihan ekonomi nasional (PEN). “Prioritas pengentasan kemiskinan melalui pengembangan BUMDes dan program padat karya,” katanya. (luk)
Radar Bojonegoro – Dana desa (DD) yang disalurkan bisa diprioritaskan berkontribusi mengurangi angka kemiskinan. Upaya ini setelah pandemi bisa berdampak penambahan angka warga tidak mampu. Terlebih saat ini bisa tersambung program SDGs Desa.
Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) Bojonegoro, jumlah warga miskin meningkat, pada 2019 yakni 154,64 ribu jiwa menjadi 164,05 ribu jiwa pada 2020. Ketua Asosiasi Kepala Desa (AKD) Bojonegoro Rohmad Gozhali Dwiyanto menjelaskan, desa mempunyai peran aktif terkait kemiskinan di daerah.
Dari tingkatan desa bisa berkontribusi menurunkan angka kemiskinan. Salah satunya pemberdayaan ekonomi melalui prioritas DD. “Peningkatan ekonomi dengan berjualan, masyarakat diberikan stimulus perekonomian. BLT (bantuan langsung tunai) juga sebenarnya berkontribusi,” ujarnya kemarin (14/9).
Gozhali menjelaskan, di desanya sendiri salah satu cara berkontribusi yakni bekerja sama dengan Perhutani mengelola hutan selanjutnya dikelola masyarakat desa. Memfasilitasi warga mengolah lahan dan memberikan stimulus menggunkan DD. “Setidaknya bisa berkontribusi karena masyarakat juga berdampak langsung karena pandemi,” terangnya.
Menurut Gozhali, pengentasan kemiskinan dengan alokasi DD bisa disambungkan dengan program SDGs saat ini masih pendataan. Dari data terkumpul bisa dianalisis membuat program tepat sasaran.
- Advertisement -
“Bisa melalui BUMDes, pertanian, dan sinergitas kepada pemerintah daerah juga merupakan kunci pengentasan kemiskinan,” terangnya.
Kepala Desa (Kades) Prayungan Kecamatan Sumberrejo Imam Rofi’i menjelaskan, prioritas DD untuk pengentasan kemiskinan tetap berpedoman Permendes PDTT Nomor 13 Tahun 2020. Hal tersebut masuk program pemulihan ekonomi nasional (PEN). “Prioritas pengentasan kemiskinan melalui pengembangan BUMDes dan program padat karya,” katanya. (luk)