TUBAN – Penindasan dan pengusiran etnis Rohingya mengundang banyak simpatik dari tanah air.
Tanpa terkecuali di Tuban. Kemarin (15/9), aksi simpatik untuk etnis di Myanmar itu digelar guru SDIT Al Uswah Tuban.
Belasan guru SD di Jalan Al Falah itu menggelar pertunjukan teatrikal tentang kondisi di salah satu negara Asia Tenggara itu.
Dalam pertunjukan sekitar 30 menit itu ditampilkan bagaimana etnis di Rakhine itu disiksa militer.
Mereka diinjak, dipukul, hingga dibunuh aparat bersenjata. Tak sedikit dari mereka yang rumahnya dipanggang hingga hangus tak bersisa.
Untuk mendramatisir pertunjukan, sebuah replika rumah dari kardus disiapkan sebagai properti untuk dibakar.
Para guru tampak menjiwai perannya masing-masing. Para pendidik yang berperan sebagai etnis Rohingya tampak menangis menghayati peran.
Pertunjukan tersebut ditutup dengan adegan masyarakat Rohingya yang mengungsi ke berbagai negara dengan perahu kayu kecil.
Para korban genosida itu digambarkan mengungsi ke Bangladesh, Malaysia, dan Indonesia.
Setelah teatrikal selesai, Muadzin, direktur LPIT Al Uswah Tuban memberikan orasi untuk memupuk rasa sosial kepada anak didik.
Muadzin menceritakan kejadian di negara tetangga itu. Dia berharap, kepedulian kepada sesama dipupuk sedini mungkin.
‘’Dengan alasan apa pun, penindasan terhadap sesama manusia itu perbuatan yang sangat tidak terpuji,’’ ucap Muadzin.
Kepala SDIT Al Uswah Mulyadi mengatakan, teatrikal tersebut merupakan rangkaian acara penggalangan dana untuk bantuan kemanusiaan di internal sekolah.
Sejumlah orang tua siswa menyatakan ingin memberi bantuan dana untuk para pengungsi. Karena itu, sekolah memfasilitasi penyaluran bantuan tersebut.
‘’Kami ingin membantu sesama, sesuai yang kami bisa,’’ ujar Mulyadi