- Advertisement -
MASA pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) harus diselenggarakan dengan kegiatan edukatif dan kreatif. Seperti dilakukan SMKN Palang. Pada hari pertama kemarin (15/7), sekolah kejuaran di Desa Glodog, Kecamatan Palang ini melaksanakan MPLS dengan memberi edukasi kebudayaan dan adat daerah.
MPLS di sekolah kejuruan tersebut dibuka di lapangan sekolah setempat dengan penampilan seni pencak dor dan koreografi siswa-siswi berpakaian tradisional yang membentuk tulisan SMKN Palang.
Seluruh warga lembaga pendidikan ini mulai kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan jajaran guru kompak mengenakan pakaian adat Jawa. Tujuannya, memberikan hiburan sekaligus mengedukasi identitas bangsa.
Kepala SMKN Palang Dra. Hj. Mariya Ernawati, MM mengatakan, MPLS yang mengambil tema kedaerahan tersebut bertujuan menanamkan dan menjaga budaya nenek moyang. Kegiatan tersebut, juga untuk menumbuhkan kreatifitas para anak didiknya. ‘’MPLS harus diselenggarakan dengan kreatif dan bebas bullying. Jiwa kreatif sangat perlu untuk ditanamkan sejak awal, supaya murid terbiasa menciptakan sesuatu yang baru,’’ tutur dia.
Mariya sapaan akrabnya mengatakan, perpeloncoan di lingkungan sekolah ketinggalan zaman. MPLS harus menjadi momen untuk melaksanakan kegiatan yang kreatif dan sebagai wadah berbagi kasih sanyang kepada muridnya.
- Advertisement -
Dengan kasih-sayang, murid akan bersimpati terhadap pendidik, sehingga suasana belajar-mengajar yang nyaman dapat tercipta. ‘’Pendidik yang baik pasti akan menjadi panutan muridnya,’’ ujarnya.
Pendidik asal Kota Pahlawan itu menjelaskan, jika sekolah ingin memiliki siswa yang berprestasi dan kreatif, maka harus dimulai dari pendidiknya. Seluruh pendidik jangan hanya beretorika, namun harus aktif memberi teladan. Dengan hubungan yang baik antara guru dan siswa, maka akan tercipta lingkungan yang nyaman. ’’Saya selalu mengajak seluruh jajaran guru SMKN Palang untuk selalu memberi contoh sebelum menyuruh muridnya,’’ jelas Mariya.
MASA pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) harus diselenggarakan dengan kegiatan edukatif dan kreatif. Seperti dilakukan SMKN Palang. Pada hari pertama kemarin (15/7), sekolah kejuaran di Desa Glodog, Kecamatan Palang ini melaksanakan MPLS dengan memberi edukasi kebudayaan dan adat daerah.
MPLS di sekolah kejuruan tersebut dibuka di lapangan sekolah setempat dengan penampilan seni pencak dor dan koreografi siswa-siswi berpakaian tradisional yang membentuk tulisan SMKN Palang.
Seluruh warga lembaga pendidikan ini mulai kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan jajaran guru kompak mengenakan pakaian adat Jawa. Tujuannya, memberikan hiburan sekaligus mengedukasi identitas bangsa.
Kepala SMKN Palang Dra. Hj. Mariya Ernawati, MM mengatakan, MPLS yang mengambil tema kedaerahan tersebut bertujuan menanamkan dan menjaga budaya nenek moyang. Kegiatan tersebut, juga untuk menumbuhkan kreatifitas para anak didiknya. ‘’MPLS harus diselenggarakan dengan kreatif dan bebas bullying. Jiwa kreatif sangat perlu untuk ditanamkan sejak awal, supaya murid terbiasa menciptakan sesuatu yang baru,’’ tutur dia.
Mariya sapaan akrabnya mengatakan, perpeloncoan di lingkungan sekolah ketinggalan zaman. MPLS harus menjadi momen untuk melaksanakan kegiatan yang kreatif dan sebagai wadah berbagi kasih sanyang kepada muridnya.
- Advertisement -
Dengan kasih-sayang, murid akan bersimpati terhadap pendidik, sehingga suasana belajar-mengajar yang nyaman dapat tercipta. ‘’Pendidik yang baik pasti akan menjadi panutan muridnya,’’ ujarnya.
Pendidik asal Kota Pahlawan itu menjelaskan, jika sekolah ingin memiliki siswa yang berprestasi dan kreatif, maka harus dimulai dari pendidiknya. Seluruh pendidik jangan hanya beretorika, namun harus aktif memberi teladan. Dengan hubungan yang baik antara guru dan siswa, maka akan tercipta lingkungan yang nyaman. ’’Saya selalu mengajak seluruh jajaran guru SMKN Palang untuk selalu memberi contoh sebelum menyuruh muridnya,’’ jelas Mariya.
