- Advertisement -
TUBAN – Hingga hari pertama masuk sekolah kemarin (15/7), penerimaan peserta didik baru (PPDB) gelombang dua untuk SMPN masih nol pendaftar. Untuk memenuhi pagu SMPN yang masih minim, Dinas Pendidikan (Disdik) Tuban membolehkan sekolah untuk menerima siswa susulan di luar jadwal gelombang kedua.
Kepala Disdik Tuban Nur Khamid mengatakan, hingga kemarin belum ada laporan terkait siswa pendaftar susulan dari 25 sekolah yang pagunya belum terpenuhi. Agar membantu siswa mendapat hak pendidikan, puluhan sekolah tersebut mendapat extra time untuk menerima siswa di luar jadwal. ‘’Untuk memaksimalkan penyerapan siswa, sekolah yang kurang pagu boleh menerima siswa susulan (meski sudah memasuki hari aktif),” tegas dia.
Mantan sekretaris disdik setempat ini mengatakan, SMPN di Tuban tak ada yang perlu dimerger. Meski sejumlah sekolah menerima siswa yang jumlahnya sangat sedikit, yakni di bawah 20 siswa atau kurang dari 1 kelas. Sebab, pendirian suatu sekolah sudah berdasarkan pemetaan wilayah. ‘’Sekolah-sekolah yang kekurangan siswa itu memang (dulu) dibangun untuk memfasilitasi siswa yang jauh dari jangkauan sekolah yang ada,” ujar dia.
Mantan kepala SMAN 1 Soko ini mengatakan, ada berbagai pertimbangan terkait pemberian extra time untuk SMPN yang pagunya belum terpenuhi. Salah satunya faktor siswa yang masuk ke SMPN ada yang dari pondok pesantren. Saat PPDB dibuka, para santri tersebut masih banyak yang pulang ke kampung halaman. ‘’Siswa SD yang belum melanjutkan ke SMP ada sebelas persen lebih. Ini yang harus difasilitasi dan didorong agar mau melanjutkan ke SMPN yang kekurangan pagu,” jelasnya.
Saat ini, yang menjadi fokus disdik adalah mendorong siswa sebanyak-banyaknya untuk melanjutkan ke bangku SMP. Nur Khamid yakin dengan pembenahan kualitas dan mutu pendidikan, ke depannya tak ada satu pun sekolah yang kekurangan siswa. ‘’Ini juga sebagai momen evaluasi sekolah kenapa pendaftarnya minim? Apakah faktor jumlah siswa yang sedikit atau karena kualitas pendidikannya yang kurang menjual,” tutur Nur Khamid.
TUBAN – Hingga hari pertama masuk sekolah kemarin (15/7), penerimaan peserta didik baru (PPDB) gelombang dua untuk SMPN masih nol pendaftar. Untuk memenuhi pagu SMPN yang masih minim, Dinas Pendidikan (Disdik) Tuban membolehkan sekolah untuk menerima siswa susulan di luar jadwal gelombang kedua.
Kepala Disdik Tuban Nur Khamid mengatakan, hingga kemarin belum ada laporan terkait siswa pendaftar susulan dari 25 sekolah yang pagunya belum terpenuhi. Agar membantu siswa mendapat hak pendidikan, puluhan sekolah tersebut mendapat extra time untuk menerima siswa di luar jadwal. ‘’Untuk memaksimalkan penyerapan siswa, sekolah yang kurang pagu boleh menerima siswa susulan (meski sudah memasuki hari aktif),” tegas dia.
Mantan sekretaris disdik setempat ini mengatakan, SMPN di Tuban tak ada yang perlu dimerger. Meski sejumlah sekolah menerima siswa yang jumlahnya sangat sedikit, yakni di bawah 20 siswa atau kurang dari 1 kelas. Sebab, pendirian suatu sekolah sudah berdasarkan pemetaan wilayah. ‘’Sekolah-sekolah yang kekurangan siswa itu memang (dulu) dibangun untuk memfasilitasi siswa yang jauh dari jangkauan sekolah yang ada,” ujar dia.
Mantan kepala SMAN 1 Soko ini mengatakan, ada berbagai pertimbangan terkait pemberian extra time untuk SMPN yang pagunya belum terpenuhi. Salah satunya faktor siswa yang masuk ke SMPN ada yang dari pondok pesantren. Saat PPDB dibuka, para santri tersebut masih banyak yang pulang ke kampung halaman. ‘’Siswa SD yang belum melanjutkan ke SMP ada sebelas persen lebih. Ini yang harus difasilitasi dan didorong agar mau melanjutkan ke SMPN yang kekurangan pagu,” jelasnya.
Saat ini, yang menjadi fokus disdik adalah mendorong siswa sebanyak-banyaknya untuk melanjutkan ke bangku SMP. Nur Khamid yakin dengan pembenahan kualitas dan mutu pendidikan, ke depannya tak ada satu pun sekolah yang kekurangan siswa. ‘’Ini juga sebagai momen evaluasi sekolah kenapa pendaftarnya minim? Apakah faktor jumlah siswa yang sedikit atau karena kualitas pendidikannya yang kurang menjual,” tutur Nur Khamid.