Radar Lamongan – Pondok pesantren memiliki potensi kegiatan ekonomi yang sangat besar, dengan banyaknya santri yang menimba ilmu agama di pesantren-pesantren. Seperti halnya di Pondok Pesantren Sunan Drajat di Lamongan Jawa Timur.
Ponpes ini memiliki Koperasi Serikat Bersama Pesantren (KSBP) yang didalamnya tergabung 17 Pondok Pesantren di wilayah Jawa Timur. Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan Koperasi Serikat Bersama Pesantren (KSBP) Pondok Pesantren Sunan Drajat di Lamongan Jawa Timur, menjadi jaringan ritel modern berbasis pesantren.
Menurutnya, pesantren memiliki kegiatan ekonomi yang sangat besar, karena berkaitan dengan santri yang besar. Ada 17 pesantren yang tergabung dalam Koperasi Serikat Bersama Pesantren (KSBP) Ponpes Sunan Drajad Lamongan Provinsi Jawa Timur. Ponpes yang tergabung memiliki 10 ribu lebih santrinya. Sehingga kegiatan ekonomi ini berkaitan langsung dengan santri dan lingkungan.
“Ini jadi role model jaringan ritel modern berbasis pesantren. Dengan KSBP Ponpes Sunan Drajat menjadi pondasi. Bukan hanya melayani pesantren tapi juga masyarakat di sekitar,” tegas MenkopUKM Teten Masduki di Ponpes Sunan Drajat, Paciran, Lamongan, Jawa Timur, Kamis (15/4/2021).
Hadir Deputi bidang Perkoperasian Ahmad Zabadi, Dirut LPDB KUMKM Supomo, Kadis Koperasi dan UKM Jawa Timur Mas Purnomo Hadi, Kepala Perwakilan BI Jawa Timur Difi Ahmad Johansyah, Pengasuh Pondok Pesantren Sunan Drajat KH. Abdul Gofur dan Direktur KSBP (Koperasi Serikat Bisnis Pesantren) Anas Alhifni.
Menurut Teten, kolaborasi 17 pesantren yang memiliki produk unggulan masing-masing akan memiliki nilai ekonomi tinggi. Pihaknya optimistis KSBP Sunan Drajat akan bisa tumbuh dan berkembang dan diharapkan menjadi rantai pasok sektor produksi. “Kami optimis KSBP bisa tumbuh dan berkembang. Kita harap me reka masuk sektor produksi. Apalagi pesantren yang punya produk sendiri. Kemudian antar pesantren dibangun koperasi untuk ritailnya maka akan jadi nilai ekonomi tinggi,” katanya.
MenkopUKM menjelaskan, model bisnis koperasi yang dibangun tersebut akan menjadi sirkuit ekonomi yang memiliki skala ekonomi yang besar. “Punya produk garam sendiri, tempat yang lain minyak. Saya kira sirkuit ekonomi bisa dibangun antar pesantren, jika digabung 17 pesantren punya skala ekonomi yang besar. Ini bisa diperluas di jejaring masyarakat distributor pesantren dan ke masyarakat lebih luas,” katanya.
Menteri Teten menegaskan pemerintah akan memperkuat pembiayaan melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (LPDB-KUMKM). Menurutnya, perkuatan pembiayaan bagi KSBP Sunan Drajat disalurkan Rp4,5 Milyar dan kedepan akan ditambah lagi jika untuk mewujudkan roda perekonomian yang lebih maju. “Kami perkuat pembiayaan. Kita baru Rp4,5 milyar. Kedepan sesuai dengan kegiatan ekonomi bantu lebih kuat lagi pembiayaan,” tambahnya.
Sementara itu, Direktur KSBP Sunan Drajat, Anas Alhifni mengatakan, Koperasi Serikat Bisnis Pesantren Sunan Drajat Lamongan berdiri pada 2017. Menurutnya, koperasi itu memiliki anggota 17 koperasi pondok pesantren diantaranya, pondok pesantren Langitan Tuban, Tambak Beras Tebu Ireng Jombang, Gontor Ponorogo, Sidogiri Pasuruan, dan Lirboyo Kediri. “KSBP Sunan Drajat Lamongan berdiri 2017. Anggota 17 kopontren, dan masih berjalan sampai sekarang,” katanya.