BOJONEGORO – Penetapan target perolehan kursi di DPRD Bojonegoro yang ditetapkan sejumlah partai politik (parpol) dinilai tak realistis. Sebab, mayoritas parpol menargetkan 10 kursi di DPRD Kota Ledre. Sehingga, setiap daerah pemilihan (dapil) menarget dua kursi.
Target yang tak realistis itu karena mengacu hasil Pemilu 2009 dan Pemilu 2014 belum ada parpol yang mendapatkan 10 kursi. Sebaliknya, perolehan di bawah 10 kursi. “Target yang telah ditentukan, kelihatannya tak realistis,” kata Rupiarsih pengamat politik dan akademisi kemarin (15/4).
Dia menuturkan, antara target dan kegiatan yang dilakukan oleh peserta pemilu khususnya para caleg di DPRD Bojonegoro tampaknya tak sinkron. Sebab, caleg selama masa kampanye tidak ada yang menawarkan program, yang bisa menjawab untuk persoalan masyarakat.
Sebaliknya, caleg bersama tim hanya melakukan pendataan calon pemilih. Lalu berjanji memberikan imbalan menjelang pemungutan suara. Namun, mendekati pemungutan suara, masih ada suara di masyarakat yang mengaku belum menerima janji dari caleg tersebut.
“Seharusnya bisa menawarkan program, agar pemilih itu yakin caleg nantinya bisa memperjuangkan aspirasi masyarakat,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua DPD Golkar Bojonegoro Mitroatin mengatakan, mendekati pemungutan suara ini fokus mengawal suara konstituennya. Target Golkar 10 kursi dinilai realistis. Alasannya, setiap dapil akan ditarget merebut dua kursi.
“Per dapil dua kursi, itu target yang sudah kami tetapkan,” katanya.
Sementara itu, Ketua DPC PPP Bojonegoro Choirul Anam target ditetapkannya delapan kursi itu dinilainya realistis. Sebab, di dapil III dan dapil V akan mendapatkan lebih dari satu kursi. “Penetapan target ini setelah melihat potensi di masing-masing dapil,” ujarnya.