Radar Bojonegoro – Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Bojonegoro mengakui bila domba dan kambing betina banyak dijual ke luar kota secara masif. Namun, domba indukan sulit dicari juga di pasaran karena dipertahankan peternak untuk pembibitan atau pembiakan.
Berdasar data Disnakkan Bojonegoro populasi domba betina mencapai 85.376 ekor, sedangkan jantan hanya 56.917 ekor. Kabid Kesehatan Hewan Disnakkan Sugiharti Sri Rahayu mengatakan, banyak penampungan menerima ternak didistribusikan ke Jakarta.
Tak hanya puluhan bahkan ratusan. Salah satunya di Kecamatan Malo dan Purwosari. “Jadi memang potensi untuk dikirim ke luar daerah,” ungkapnya kemarin. Disnakkan, menurut dia, belum bisa mengawasi secara ketat penyembelihan kambing dan domba betina. Juga para peternak maupun distributor tidak berkomunikasi dengan disnakkan. Padahal, ketika mengirim ternak ke luar daerah, khususnya luar provinsi harus ada surat keterangan kesehatan hewan (SKKH).
Hanya beberapa pengepul mengurus SKKH. Sedangkan, lainnya tidak mengurus. Sugiharti menjelaskan penjualan ke luar daerah tetap berpengaruh terhadap populasi. Sebab, kelahiran kambing dan betina indukan perlu waktu, sedangkan penjualan bisa cepat. Namun, tidak bisa melarang. “Populasi berkurang karena penjualan ke luar,” ujarnya.
Sedangkan, domba yang disembelih untuk bahan baku sate tidak sebanyak dikirim ke luar kota. Pedagang sate menyembelih domba maupun kambing betina karena murah dan banyak daging. “(Penjual sate) cari banyak untung,” ujarnya.
Menurut dia, populasi domba betina masih banyak. Setiap kecamatan memiliki kantong-kantong domba berbeda-beda. “Di desa banyak pembibitan atau pembiakan, namun bukan skala usaha. Satu orang hanya memiliki tiga hingga lima ekor,” jelasnya.
Bahkan, Sugiharti mengklaim populasi kambing dan domba di Bojonegoro termasuk 10 besar di Jawa Timur. Terkenal dengan potensi ternak, seperti kambing, domba, maupun sapi. Sehingga banyak pembeli mencari bakalan atau bibit untuk diternak dan disembelih dari Bojonegoro.
Kabid Agribisnis Peternakan Disnakkan Bojonegoro Wiwik Sulistyo mengatakan, setiap kecamatan berbeda populasi domba. Dan domba betina tidak diperjualbelikan selama masih produktif. “Masih di pertahankan hingga tujuh kali melahirkan,” jelasnya.
Menurut Wiwik peternak mencari domba betina ke kecamatan lain atau ke luar kota. Kecamatan di sekitar hutan menjadi daerah kantong-kantong ternak. Seperti Kecamatan Malo, Bubulan, Kedungadem, Margomulyo, maupun Kasiman. Wiwik menjelaskan, kelompok tani ternak di Bojonegoro terdapat 224 ber-SKT (surat keterangan terdaftar) dan 10 berbadan hukum. (irv)