23.8 C
Bojonegoro
Friday, June 9, 2023

Kenaikan Harga Ayam Tak Pengaruhi Konsumsi

- Advertisement -

KOTA – Kebutuhan ayam pedaging cukup tinggi. Jika dikalkulasikan, setiap orang akan mengonsumsi daging ayam 1,4 kilogram per kapita per tahun. Jumlah tersebut bisa saja bertambah menyesuaikan kondisi setiap orang. Namun, harga ayam pedaging tren naik menjelang perayaan tahun baru ini. 

Kabid Peternakan Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Bojonegoro Wiwik Sulistyowati mengatakan, konsumsi daging ayam cenderung tinggi.

Apalagi jenis ayam pedaging karena populasi ayam mencapai 1.450.360 ekor. Jumlah tersebut dipastikan cukup memenuhi kebutuhan ayam pedaging. 

Bahkan, selama ini, kebutuhan ayam pedaging masih mengandalkan produksi lokal. 

Sebab, sejumlah wilayah Kecamatan Kedungadem, Baureno, Kepohbaru, dan Trucuk masih memproduksi jenis unggas tersebut. 

- Advertisement -

Meski konsumsi tinggi, kata Wiwik, seharusnya masyarakat tidak perlu khawatir. Sebab ketersediaan barangnya juga banyak, bahkan tidak sedikit dari produksi ayam Bojonegoro dikirim ke luar daerah. 

Namun, terkait harga di pasar, lanjut Wiwik, bukan kendali instansinya. Sebab, Kementerian Perdagangan hanya menetapkan harga ecer tertinggi (HET) daging sapi.

Sementara untuk ayam tidak ada. Jadi, tidak ada payung hukum untuk menindaklanjuti. ’’Saya kira harganya masih di batas wajar,” ujarnya kamis (14/12). 

Kenaikan harga ayam pedaging sebenarnya hanya permainan pedagang.

Artinya, kebutuhan bulan ini cenderung naik karena banyaknya kegiatan keagamaan dan menjelang tahun baru.

Memanfaatkan momen tersebut, biasanya peternak mengambil upah lebih. Sehingga, pabrik juga menaikkan ongkos angkut, akhirnya berimbas pedagang pengecer.

Akhirnya, barang sampai di konsumen harganya cenderung tinggi mencapai Rp Rp 33.000 per kg. 

’’Hukum perdagangan tersebut dirasa wajar karena kebutuhan tinggi harga naik,” tegasnya. 

Menurut dia, kenaikan harga ayam tidak terjadi di semua pasar, karena belum ada laporan dari petugas lapangan.

Meski tidak mempunyai HET, namun pihaknya tetap melakukan pengecekan dan pengendalian harga. 

Agus, salah satu pedagang ayam pedaging  Pasar Sumberrejo, mengatakan, kenaikan harga ayam hidup terjadi hampir setiap hari.

Padahal, kondisi kebutuhan pasar cukup tinggi, seharusnya kalau harga stabil kebutuhan akan lebih tinggi.

KOTA – Kebutuhan ayam pedaging cukup tinggi. Jika dikalkulasikan, setiap orang akan mengonsumsi daging ayam 1,4 kilogram per kapita per tahun. Jumlah tersebut bisa saja bertambah menyesuaikan kondisi setiap orang. Namun, harga ayam pedaging tren naik menjelang perayaan tahun baru ini. 

Kabid Peternakan Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Bojonegoro Wiwik Sulistyowati mengatakan, konsumsi daging ayam cenderung tinggi.

Apalagi jenis ayam pedaging karena populasi ayam mencapai 1.450.360 ekor. Jumlah tersebut dipastikan cukup memenuhi kebutuhan ayam pedaging. 

Bahkan, selama ini, kebutuhan ayam pedaging masih mengandalkan produksi lokal. 

Sebab, sejumlah wilayah Kecamatan Kedungadem, Baureno, Kepohbaru, dan Trucuk masih memproduksi jenis unggas tersebut. 

- Advertisement -

Meski konsumsi tinggi, kata Wiwik, seharusnya masyarakat tidak perlu khawatir. Sebab ketersediaan barangnya juga banyak, bahkan tidak sedikit dari produksi ayam Bojonegoro dikirim ke luar daerah. 

Namun, terkait harga di pasar, lanjut Wiwik, bukan kendali instansinya. Sebab, Kementerian Perdagangan hanya menetapkan harga ecer tertinggi (HET) daging sapi.

Sementara untuk ayam tidak ada. Jadi, tidak ada payung hukum untuk menindaklanjuti. ’’Saya kira harganya masih di batas wajar,” ujarnya kamis (14/12). 

Kenaikan harga ayam pedaging sebenarnya hanya permainan pedagang.

Artinya, kebutuhan bulan ini cenderung naik karena banyaknya kegiatan keagamaan dan menjelang tahun baru.

Memanfaatkan momen tersebut, biasanya peternak mengambil upah lebih. Sehingga, pabrik juga menaikkan ongkos angkut, akhirnya berimbas pedagang pengecer.

Akhirnya, barang sampai di konsumen harganya cenderung tinggi mencapai Rp Rp 33.000 per kg. 

’’Hukum perdagangan tersebut dirasa wajar karena kebutuhan tinggi harga naik,” tegasnya. 

Menurut dia, kenaikan harga ayam tidak terjadi di semua pasar, karena belum ada laporan dari petugas lapangan.

Meski tidak mempunyai HET, namun pihaknya tetap melakukan pengecekan dan pengendalian harga. 

Agus, salah satu pedagang ayam pedaging  Pasar Sumberrejo, mengatakan, kenaikan harga ayam hidup terjadi hampir setiap hari.

Padahal, kondisi kebutuhan pasar cukup tinggi, seharusnya kalau harga stabil kebutuhan akan lebih tinggi.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru


/