SETIAP orang pasti punya sudut pandang masing-masing ketika memaknai hidupnya. Anggita Putri Adhytiya merupakan salah satu orang yang percaya bahwa hidup adalah belajar. ’’Apa pun yang berada di sekeliling kita dan apa pun yang terjadi pada hidup kita pasti ada hikmahnya,” ujar alumnus Akademi Komunitas Negeri (AKN) Poltek Bojonegoro jurusan akuntansi itu.
Perempuan yang kini berkarir sebagai akuntan tersebut menceritakan salah satu pengalaman yang tak pernah terlupakan.
Pengalaman tersebut ketika Anggi, sapaan akrabnya, mengikuti Kelas Inspirasi 5 Bojonegoro.
’’Pengalaman yang sangat-sangat berharga, bisa bertemu dengan banyak relawan-relawan pengajar untuk berbagi bersama siswa-siswi di SD Gondang Bojonegoro,” ujar perempuan asal Kelurahan Sumbang Bojonegoro itu.
Momen pertama kali datang ke Desa Krondonan, Kecamatan Gondang meninggalkan kesan mendalam untuknya. Ada rasa prihatin yang begitu terasa.
Sebab, akses jalan ke SD Krondonan 1, sekolah dituju, begitu jelek. Bahkan, dia sempat hampir jatuh sewaktu boncengan dengan temannya.
’’Sinyal HP juga tidak ada, jadi tidak bisa komunikasi. Saya pun cari sinyal hp di kandang sapi (pemilik rumah yg kami tinggali) di situ katanya ada sinyal. Aneh sih, tapi ya buktinya ada,” ujarnya.
Saat di sekolah pun Anggi kaget, karena ruang kelas hanya ada empat. Kelas 1 dan 2 jadi satu. Kelas 3 dan 4 juga jadi satu.
Tapi, saat siswa-siswinya tahu rombongan Anggita datang, merasa senang sekali. Ada saat haru ketika salah satu siswi kelas 6 namanya Rama.
Salah satu siswi berprestasi di sekolah itu. ’’Yang membuat saya menangis ketika ditanya cita-citanya jadi presiden.
Dan ketika ditanya alasannya kenapa jadi presiden jawabnya lugu banget, “Ingin berantas korupsi Mbak’,” terangnya.
Dari pengalaman itulah dia paham, bahwa semua anak di Bojonegoro berhak bermimpi tinggi.
Tidak ada alasan untuk minder, karena dia juga yakin bahwa Bojonegoro punya potensi yang sangat kuat.