22.7 C
Bojonegoro
Wednesday, May 31, 2023

Tembakau Mati, Tak Terkaver Asuransi

- Advertisement -

Radar Bojonegoro – Hamparan lahan tembakau di Desa Pejok, Kecamatan Kedungadem terlihat layu. Tanaman dengan ketinggian sepinggang orang dewasa itu sebelumnya sempat dipanen untuk daun bawah. Namun, terancam tak bisa dilanjutkan ke daun tengah dan atas, karena daun mulai menguning. Setelah tiga hari diguyur hujan.

Pemerintah belum bisa turun tangan, karena tidak ada asuransi untuk petani tembakau Sutomo salah satu petani di Desa Pejok, Kecamatan Kedung adem mengaku tanaman tembakau yang ditanam tenggelam karena air hujan.

Hujan turun selama tiga hari menyebabkan tanaman tembakau tidak mampu bertahan hidup. “Tembakau mati semua, kalau hujan terus menerus, karena kebanyakan air,” ujarnya kemarin (14/9). Pria yang menjabat Kepala Urusan Umum di Desa Pejok, Kecamatan Kepohbaru itu menjelaskan, rerata petani di desanya menanam tembakau, jika perhitungan petani saat ini masih musim kemarau.

Diperkirakan luasan lahan tembakau di desanya lebih dariu 50 hektare. “Belum lagi jika dihitung per kecamatan, karena beberapa petani desa lain juga mengeluhkan hal yang sama,” terangnya. Sutomo menambahkan, petani tembakau saat ini membutuhkan bantuan yang diberikan dari pemerintah daerah, dengan begitu keluhan petani bisa sedikit teratasi, dipastikan ongkos produksi baik itu bibit, dan pupuk tidak memungkinkan keuntungan atau balik modal.

“Kalau petani desa sini (Pejok) rerata baru petik dua kali,” terangnya. Muhammad Natsir, petani di Desa Drokilo, Kecamatan Kedung adem mengaku tanaman tembakaunya juga terencam air hujan, hampir semua petani di desanya juga mengeluhkan tanaman tembakau mati, karena diguyur hujan selama tiga hari. “Ini tetangga-tetangga yang tanam tembakau semua mengeluh,” ujar anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) itu.

- Advertisement -

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bojonegoro Helmy Elizabert menjelaskan, ada asuransi pertanian jika terjadi gagal panen. Namun, komoditas tembakau tidak masuk didalam kategori asuransi. KPM juga terbatas hanya untuk saprodi, benih dan pupuk. “Itu pun juga disesuai kan dengan musim tanamnya,” terangnya.

Helmy menjelaskan, telah memberikan imbauan kepada petani tembakau untuk mengelola tanah dengan benar, untuk mengantisipasi hujan turun dengan pengguludan tanah. Sebab cuaca saat ini bisa berubah-ubah. “Guludan harus tinggi agar air tidak merendam tembakau,” terangnya. (luk)

Radar Bojonegoro – Hamparan lahan tembakau di Desa Pejok, Kecamatan Kedungadem terlihat layu. Tanaman dengan ketinggian sepinggang orang dewasa itu sebelumnya sempat dipanen untuk daun bawah. Namun, terancam tak bisa dilanjutkan ke daun tengah dan atas, karena daun mulai menguning. Setelah tiga hari diguyur hujan.

Pemerintah belum bisa turun tangan, karena tidak ada asuransi untuk petani tembakau Sutomo salah satu petani di Desa Pejok, Kecamatan Kedung adem mengaku tanaman tembakau yang ditanam tenggelam karena air hujan.

Hujan turun selama tiga hari menyebabkan tanaman tembakau tidak mampu bertahan hidup. “Tembakau mati semua, kalau hujan terus menerus, karena kebanyakan air,” ujarnya kemarin (14/9). Pria yang menjabat Kepala Urusan Umum di Desa Pejok, Kecamatan Kepohbaru itu menjelaskan, rerata petani di desanya menanam tembakau, jika perhitungan petani saat ini masih musim kemarau.

Diperkirakan luasan lahan tembakau di desanya lebih dariu 50 hektare. “Belum lagi jika dihitung per kecamatan, karena beberapa petani desa lain juga mengeluhkan hal yang sama,” terangnya. Sutomo menambahkan, petani tembakau saat ini membutuhkan bantuan yang diberikan dari pemerintah daerah, dengan begitu keluhan petani bisa sedikit teratasi, dipastikan ongkos produksi baik itu bibit, dan pupuk tidak memungkinkan keuntungan atau balik modal.

“Kalau petani desa sini (Pejok) rerata baru petik dua kali,” terangnya. Muhammad Natsir, petani di Desa Drokilo, Kecamatan Kedung adem mengaku tanaman tembakaunya juga terencam air hujan, hampir semua petani di desanya juga mengeluhkan tanaman tembakau mati, karena diguyur hujan selama tiga hari. “Ini tetangga-tetangga yang tanam tembakau semua mengeluh,” ujar anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) itu.

- Advertisement -

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bojonegoro Helmy Elizabert menjelaskan, ada asuransi pertanian jika terjadi gagal panen. Namun, komoditas tembakau tidak masuk didalam kategori asuransi. KPM juga terbatas hanya untuk saprodi, benih dan pupuk. “Itu pun juga disesuai kan dengan musim tanamnya,” terangnya.

Helmy menjelaskan, telah memberikan imbauan kepada petani tembakau untuk mengelola tanah dengan benar, untuk mengantisipasi hujan turun dengan pengguludan tanah. Sebab cuaca saat ini bisa berubah-ubah. “Guludan harus tinggi agar air tidak merendam tembakau,” terangnya. (luk)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru


/