23.1 C
Bojonegoro
Wednesday, May 31, 2023

Beras BPNT Dikembalikan ke Sistem Awal?

- Advertisement -

TUBAN, Radar Tuban – Kualitas beras bantuan pangan non tunai (BPNT) yang berkutu dan bau membuat sebagian keluarga penerima manfaat (KPM) resah. Sebab, tidak semua KPM memiliki nyali untuk protes dan mengembalikan beras tersebut.
SA, salah satu KPM mengaku kualitas beras BPNT yang diterima pada bulan ini cukup jelek. Berbeda dengan bulan-bulan sebelumnya. ‘’Punya saya tidak berkutu, tapi remuk. Kualitasnya jelak. Bagusnya bulan lalu,’’ kata penerima manfaat yang tinggal di wilayah Kecamatan Semanding itu.
Meski demikian, dia tak berani  protes. Pria yang bekerja sebagai satpam ini hanya mengelus dada dan membandingkan dengan beras pada bulan-bulan sebelumnya.

Ditanya terkait aturan baru yang menunjuk Bulog sebagai manajer supplier atau penyuplai kebutuhan beras BPNT yang ditunjuk Kementerian Sosial, SA mengaku tidak tahu. ‘’Ya nggak tahu. Tapi kualitasnya memang lebih bagus bulan lalu,’’ ujarnya.
Hal senada dibenarkan Kepala Desa Socorejo, Kecamatan Jenu Arief Rahman. Dia mengakui, kualitas beras BPNT sebelum dan sesudah disuplai Bulog berbeda jauh. Disampaikan dia, sebelum disuplai Bulog, kualitas beras BPNT di desanya sangat bagus. Itu karena berasnya dari petani sendiri yang kemudian diolah sendiri untuk dijadikan beras BPNT.
‘’Sebelum ini (disuplai Bulog, Red) kita menggunakan beras sendiri. Beras dari petani kita beli, kemudian kita kemas menjadi beras BPNT. Kualitasnya jauh (bagus menggunakan beras dari petani sendiri, Red),’’ ujarnya.
Arif, sapaan akrabnya berharap, jika kualitas beras BPNT yang disuplai Bulog tidak ada perubahan dan kualitasnya tetap jelek, dia mengusulkan agar dikembalikan kepada sistem awal. Kebutuhan beras BPNT disuplai langsung oleh petani di desa setempat.

TUBAN, Radar Tuban – Kualitas beras bantuan pangan non tunai (BPNT) yang berkutu dan bau membuat sebagian keluarga penerima manfaat (KPM) resah. Sebab, tidak semua KPM memiliki nyali untuk protes dan mengembalikan beras tersebut.
SA, salah satu KPM mengaku kualitas beras BPNT yang diterima pada bulan ini cukup jelek. Berbeda dengan bulan-bulan sebelumnya. ‘’Punya saya tidak berkutu, tapi remuk. Kualitasnya jelak. Bagusnya bulan lalu,’’ kata penerima manfaat yang tinggal di wilayah Kecamatan Semanding itu.
Meski demikian, dia tak berani  protes. Pria yang bekerja sebagai satpam ini hanya mengelus dada dan membandingkan dengan beras pada bulan-bulan sebelumnya.

Ditanya terkait aturan baru yang menunjuk Bulog sebagai manajer supplier atau penyuplai kebutuhan beras BPNT yang ditunjuk Kementerian Sosial, SA mengaku tidak tahu. ‘’Ya nggak tahu. Tapi kualitasnya memang lebih bagus bulan lalu,’’ ujarnya.
Hal senada dibenarkan Kepala Desa Socorejo, Kecamatan Jenu Arief Rahman. Dia mengakui, kualitas beras BPNT sebelum dan sesudah disuplai Bulog berbeda jauh. Disampaikan dia, sebelum disuplai Bulog, kualitas beras BPNT di desanya sangat bagus. Itu karena berasnya dari petani sendiri yang kemudian diolah sendiri untuk dijadikan beras BPNT.
‘’Sebelum ini (disuplai Bulog, Red) kita menggunakan beras sendiri. Beras dari petani kita beli, kemudian kita kemas menjadi beras BPNT. Kualitasnya jauh (bagus menggunakan beras dari petani sendiri, Red),’’ ujarnya.
Arif, sapaan akrabnya berharap, jika kualitas beras BPNT yang disuplai Bulog tidak ada perubahan dan kualitasnya tetap jelek, dia mengusulkan agar dikembalikan kepada sistem awal. Kebutuhan beras BPNT disuplai langsung oleh petani di desa setempat.

Artikel Terkait

Most Read

Hindari Konfik Antarpetani Hutan

Sempatkan Bikin Tas Rajut

100 Guru SD Diangkat Jadi Kasek

Duh, Ternyata dari Liga Amatir

Artikel Terbaru


/