BRONDONG – Sejumlah petani di Kecamatan Brondong mengeluhkan turunnya harga cabai. Turunnya drastis. Diduga pengaruh memasuki musim panen raya. Padahal, menyisakan satu bulan lagi akan memasuki puasa Ramadan. Harga cabai sebelumnya berkisar Rp 50 ribu per kilogram (kg). Namun, saat ini menyisakan Rp 25 ribu. “Saat ini harganya turun. Mulai musim panen,” kata Ikhsan salah satu petani cabai di Desa Sendangharjo, Kecamatan Brondong.
Menurut dia, harga cabai sebelum memasuki panen raya cukup mahal. Sekitar Januari hingga Maret harganya berkisar Rp 50 ribu hingga 60 ribu per kg. Namun, memasuki April ini terus menurun. Terakhir harganya bertahan di kisaran Rp 25 ribu per kg. Penurunan ini diprediksi akan terus terjadi sampai memasuki puasa Ramadan dan Lebaran. Sebab, saat ini sedang terjadi panen raya. Sedangkan, permintaan di pasar masih tetap. “Biasanya kalau sudah turun seperti ini, saat hari raya baru naik lagi,” ucapnya.
Ikhsan menambahkan, saat memasuki Lebaran nanti diprediksi cabai di Desa Sendangharjo jumlahnya akan berkurang. Sebab, ketahanan cabai berbuah hingga 3 bulan. Saat ini memasuki penen raya atau puncak cabai berbuah. Sebulan setelah puncak berbuah ini, cabai rawit akan mengalami fase berbunga lagi. Sampai tiga bulan kemudian baru panen. “Kalau Lebaran mungkin yang pas belum panen raya,” ucapnya.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Lamongan membenarkan jika harga cabai di pasaran terjadi penurunan. Sebab, yang mengalami panen raya cabai bukan hanya terjadi di Lamongan. “Seswuai hukum perdagangan, ketika stok melimpah, tentu harga akan turun,” kata Kepala Disperindag Lamongan M. Zamroni. Namun, sebagian daerah penghasil cabai seperti Kediri dan Malang juga mulai memasuki panen raya. Sehingga, banyak pedagang dari wilayah selatan itu yang juga menjual hasil panennya ke Lamongan.