Radar Bojonegoro – Tren tinggi muka air di Taman Bengawan Solo (TBS) berangsur naik sejak Jumat lalu (12/2). Awalnya terpantau TMA 9,55 meter. Sekitar pukul 15.00 kemarin (14/2), debit air berangsur naik menjadi 12,17 meter. Kenaikan TMA diprediksi intensitas hujan tinggi di wilayah hilir Bengawan Solo.
Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Nadif Ulfia membenarkan, terjadi kenaikan TMA selama dua hari. Karena di wilayah Solo sempat siaga hijau Sabtu (13/2) lalu. Sehingga diprediksi, hari ini (15/2) TMA di TBS akan mulai berangsur turun. Mengingat tren TMA di Karangnongko sudah menurun. “Prediksinya TMA akan turun besok (hari ini, Red). Karena TMA di Karangnongko sejak hari ini (kemarin, Red) terus menurun,” tutur Ulfia.
Ulfia menjelaskan, bahwa rambatan air Bengawan Solo dari wilayah Ngawi menuju Karang nongko turut Kecamatan Ngraho membutuhkan waktu 16-18 jam. Kemudian, dari Karangnongko menuju Bojonegoro Kota butuh waktu 15-16 jam. Selain itu, laju debit air selalu diatur oleh bendungan gerak. Adapun terkait acuan siaga versi BPBD Bojonegoro masih di angka 13,00 meter untuk siaga hijau, 14,00 meter siaga kuning, dan 15,00 meter siaga merah.
Sedangkan, acuan siaga Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo terdiri atas 12,06 meter siaga hijau, 13,06 siaga kuning, dan 14,04 siaga merah. “Sehubungan belum adanya surat resmi dari BBWS kepada Pemkab Bojonegoro. Sehingga BPBD masih pakai acuan ketentuan yang lama,” katanya.
Ulfia menambahkan, selama Februari ini masyarakat tetap waspada, karena puncak musim hujan. Sehingga, berpotensi terjadi banjir, banjir bandang, tanah longsor, dan angin kencang. Musim hujan mulai berakhir Maret mengacu pada prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).