22.7 C
Bojonegoro
Wednesday, May 31, 2023

Tidak Hadir, Anna Anggap Tempat Deklarasi Tidak Independen

- Advertisement -

BOJONEGORO – Deklarasi menolak politik uang dan politisasi SARA menjelang pilkada mulai membuat suhu politik sedikit memanas. Kegiatan yang diselenggarakan Panwaskab Bojonegoro di pendapa pemkab kemarin (14/2) itu, tak didatangi satu pasangan calon (paslon). Yakni, Anna Muawannah dan Budi Irawanto.

Alasan Anna Muawanah tak datang dalam acara ini karena lokasi acara dinilai tidak independen. Tempat di Pendapa Malowopati pemkab dianggap fasilitas negara. “Tempatnya kurang independen,” katanya kepada Jawa Pos Radar Bojonegoro. 

“Ini PR (pekerjaan rumah) panwaskab sanggup tidak untuk menerapkan tentang paslon dilarang menggunakan fasilitas negara,” lanjut dia. 

Ketua Panwaskab M. Yasin mengakui, jika ada satu paslon yang tidak datang. Namun, baginya itu tidak menjadi persoalan. “Bu Anna sudah WA (WhatsApp). Mohon izin kalau tidak bisa rawuh,” katanya.

Dia menegaskan, surat undangan kegiatan sudah diserahkan dan sudah ada surat tanda terimanya. Jadi, pihaknya sejak awal ingin semua pihak bisa datang bersama.

- Advertisement -

“Kami sejak awal berharap semuanya datang. Karena kami mengundang semua pihak. Bukan pasangan calon saja,” terang dia. 

Disinggung lokasi yang dianggap tidak independen? Menurut dia, itu hanya opini saja. Apalagi tentang tempat yang berdekatan dengan rumah salah satu paslon Mahfudhoh.

Sebab, Mahfudhoh adalah calon bupati yang juga istri Bupati Suyoto. “Itu hanya opini saja,” tegasnya.

Yasin mengaku, pemilihan tempat itu karena pihaknya penyelenggara pemilu. Jadi, wajar jika menggunakan tempat tersebut sebagai kegiatan. “Kita kan penyelenggara. Jadi itu bukan sarana kampanye,” ujar dia. 

Sementara itu, deklarasi menolak politik uang dan politisasi SARA tidak tepat waktu atau molor. Mitroatin, cawabup dari Partai Golkar dan Partai Demokrat datang lebih awal. Dia tidak didampingi cabup Soehadi Moeljono.

Disusul pukul 08.55, Basuki cabup dari Partai Gerindra dan PPP tiba di lokasi pendapa. Tak lama berselang, Ketua DPC Partai Gerindra Budiono. Sementara itu, Mahfudhoh tiba setelah acara berlangsung. 

Saat acara dimulai, teriakan “hidup Pak Kus” terus menggema. Pak Kus bukan berarti Kuswiyanto cawabup dari PAN, Nasdem, dan Partai Hanura.

Melainkan, peserta berteriak pada Kusbiyanto selaku kepala Bakesbangpol. Sebab, Kusbiyanto saat itu mewakili bupati memberikan sambutan. “Hidup Pak Kus,” teriak peserta diikuti senyum Kusbiyanto menaiki mimbar.

BOJONEGORO – Deklarasi menolak politik uang dan politisasi SARA menjelang pilkada mulai membuat suhu politik sedikit memanas. Kegiatan yang diselenggarakan Panwaskab Bojonegoro di pendapa pemkab kemarin (14/2) itu, tak didatangi satu pasangan calon (paslon). Yakni, Anna Muawannah dan Budi Irawanto.

Alasan Anna Muawanah tak datang dalam acara ini karena lokasi acara dinilai tidak independen. Tempat di Pendapa Malowopati pemkab dianggap fasilitas negara. “Tempatnya kurang independen,” katanya kepada Jawa Pos Radar Bojonegoro. 

“Ini PR (pekerjaan rumah) panwaskab sanggup tidak untuk menerapkan tentang paslon dilarang menggunakan fasilitas negara,” lanjut dia. 

Ketua Panwaskab M. Yasin mengakui, jika ada satu paslon yang tidak datang. Namun, baginya itu tidak menjadi persoalan. “Bu Anna sudah WA (WhatsApp). Mohon izin kalau tidak bisa rawuh,” katanya.

Dia menegaskan, surat undangan kegiatan sudah diserahkan dan sudah ada surat tanda terimanya. Jadi, pihaknya sejak awal ingin semua pihak bisa datang bersama.

- Advertisement -

“Kami sejak awal berharap semuanya datang. Karena kami mengundang semua pihak. Bukan pasangan calon saja,” terang dia. 

Disinggung lokasi yang dianggap tidak independen? Menurut dia, itu hanya opini saja. Apalagi tentang tempat yang berdekatan dengan rumah salah satu paslon Mahfudhoh.

Sebab, Mahfudhoh adalah calon bupati yang juga istri Bupati Suyoto. “Itu hanya opini saja,” tegasnya.

Yasin mengaku, pemilihan tempat itu karena pihaknya penyelenggara pemilu. Jadi, wajar jika menggunakan tempat tersebut sebagai kegiatan. “Kita kan penyelenggara. Jadi itu bukan sarana kampanye,” ujar dia. 

Sementara itu, deklarasi menolak politik uang dan politisasi SARA tidak tepat waktu atau molor. Mitroatin, cawabup dari Partai Golkar dan Partai Demokrat datang lebih awal. Dia tidak didampingi cabup Soehadi Moeljono.

Disusul pukul 08.55, Basuki cabup dari Partai Gerindra dan PPP tiba di lokasi pendapa. Tak lama berselang, Ketua DPC Partai Gerindra Budiono. Sementara itu, Mahfudhoh tiba setelah acara berlangsung. 

Saat acara dimulai, teriakan “hidup Pak Kus” terus menggema. Pak Kus bukan berarti Kuswiyanto cawabup dari PAN, Nasdem, dan Partai Hanura.

Melainkan, peserta berteriak pada Kusbiyanto selaku kepala Bakesbangpol. Sebab, Kusbiyanto saat itu mewakili bupati memberikan sambutan. “Hidup Pak Kus,” teriak peserta diikuti senyum Kusbiyanto menaiki mimbar.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru


/