KARANGGENENG, Radar Lamongan – Warga Desa Sungelebak, Kecamatan Karanggeneng geger, Kamis (12/9) malam. M Junaidi, 42, menganiaya bapaknya Matojid, 60, menggunakan celurit. Akibat sabetan benda tajam tersebut, Matojid terluka di perut dan kepala. Dia dilarikan ke Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan.
Kapolsek Karanggeneng, Iptu Sunaryo, mengatakan, kejadian itu terjadi di kamar tidur korban. Menurut dia, pelaku diduga termasuk orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Malam itu, pelaku mengambil celurit di ruang dapur. Selanjutnya, dia menuju kamar korban.
Pelaku kemudian mengarahkan celurit yang dibawanya ke perut korban. Akibatnya, perut korban berdarah. Korban pun berteriak kesakitan. Belum puas, pelaku mengarahkan benda tajam itu ke bagian kepala korban. Sebelum bacokan tersebut mendarat, istri korban, Juwariyah, 57, yang terbangun, berusaha menepisnya.
‘’Tak sampai parah karena di-tampis istri korban,’’ ujar mantan Kapolsek Sugio ini.
Sunaryo menjelaskan, setelah menganiaya, pelaku melarikan diri menggunakan motor. ‘’Pelaku baru saja pulang di rumahnya, diamankan anggota,’’ tuturnya.
Pelaku tanpa perlawanan saat diamankan. Pelaku dibawa ke Mapolres Lamongan. Sunaryo tak mengetahui latar belakang kejadian itu.
‘’Ada masalah keluarga atau tidak, tak mengetahui betul. Yang penting diamankan terlebih dahulu,’’ imbuhnya.
Berdasarkan keterangan warga sekitar, lanjut Sunaryo, pelaku masih mengonsumsi obat untuk ODGJ. Namun, pihaknya bakal melakukan pemeriksaan psikologis lebih dulu ke Surabaya. Nantinya keterangan dokter dijadikan bahan pertimbangan. Selain itu, surat periksa dari rumah sakit yang disimpan orang tua pelaku, bakal dicarinya.
Fatkur, salah satu kasun di Desa Sungelebak, mengatakan, Junaidi mengalami ODGJ sejak sekitar 4 tahun lalu. Pelaku disebut marah – marah kepada istrinya saat anaknya sudah meninggal. Merasa ketakutan, istri pelaku pulang ke rumahnya di Purwodadi, Jawa Tengah.
‘’Mungkin istrinya takut. Karena kalau marah, pasti membawa alat, entah itu kayu atau lainnya,’’ tuturnya.
Orang tua pelaku, lanjut dia, hampir seminggu sekali dimarahi. ‘’Pernah orang tuanya sampai tidur di rumah saudaranya karena satu hari marah tak berhenti – henti,’’ katanya.
Akhir 2018, Junaidi dibawa ke rumah sakit jiwa di Surabaya. Setelah seminggu, pulang lagi. Namun, Junaidi harus mengomsumsi obat setiap hari. ‘’Saya dengar – dengar, tiga hari ini tak mau minum obat dari dokter,’’ ujarnya.
‘’Kalau diajak bicara sih, kadang menyambung kadang tidak sama sekali. Berbicara sendiri,’’ imbuhnya.
Kepala Manager Pelayanan Pasien Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan, Eni Riyati, membenarkan Matojid mengalami luka di perut dan kepala akibat terkena sabetan senjata tajam. Setelah dilakukan perawatan beberapa jam, pasien harus dirujuk ke RSU dr Soetomo Surabaya karena lukanya yang parah.
‘’Pasien sudah dirujuk ke rumah sakit Surabaya tadi (kemarin) pagi untuk mendapatkan perawatan,’’ katanya.
Menurut dia, pasien memerlukan penanganan dari spesialis bedah digestive karena ususnya keluar. ‘’Korban mengalami luka di bagian perut depan sebelah kiri bawah dan kepala bagian depan kiri ,’’ ujarnya.