BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Ramadan telah memasuki 10 hari terakhir. Umumnya akrab dijumpai sejumlah jamaah di Masjid Agung Darussalam melakukan iktikaf. Namun, 10 hari terakhir dimulai tadi dini hari (14/5) ini, Masjid Darussalam meniadakan iktikaf. Hal tersebut mengingat kondisi pandemi Covid-19.
‘’Kali ini tidak ada. Baik iktikaf maupun qiyamulail,” Ketua Yayasan Masjid Agung Darussalam Bojonegoro Lugito Abdul Qodir kemarin (13/5).
Hal tersebut merupakan bentuk keprihatinan kondisi terkini dan dukungan terhadap instruksi pemkab setempat. Yakni membatasi kegiatan hingga larut malam. Termasuk kegiatan tadaruz yang maksimal diikuti lima orang. Itupun hanya dari internal pengurus masjid.
‘’Contohnya saja tadaruz hanya sampai pukul 21.00,” tandas Lugito, sapaannya.
Sehingga, kegiatan identik dengan Ramadan dan masih berjalan yakni Salat Tarawih berjamaah dan tadaruz. Itupun dengan menjalankan protokol kesehatan dan sejumlah pembatasan.
Iktikaf dan qiyamulail bukan satu-satunya kegiatan yang ditiadakan tahun ini. Sebab, sebelumnya pihak Masjid Agung Darussalam juga menunda kegiatan nuzululquran. Atau peringatan turunnya Alquran pada Sabtu lalu. ‘’Selama Covid-19 ini tidak ada,” imbuh dia.