31.1 C
Bojonegoro
Thursday, June 1, 2023

Pemkab Lamongan Terus Fokus Tangani Banjir

- Advertisement -

Radar Lamongan – Pemerintah Kabupaten Lamongan serius dalam menangani banjir Bengawan Jero. Berbagai upaya dilakukan agar genangan tidak berlarut. Di antaranya, perbaikan infrastruktur Bengawan Jero, pengadaan pompa banjir, dan penggunaan backhoe Amphibi untuk membersihkan tanaman eceng gondok.

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemkab Lamongan Moh Nalikan mengatakan, penanganan banjir Lamongan sudah lebih baik dibandingkan sepuluh tahun lalu.

Menurut dia, sepuluh tahun lalu, genangan di Bengawan Jero bisa berbulan-bulan karena banyaknya kiriman dari wilayah selatan. Sekarang, penanganan dimaksimalkan pada kebutuhan paling mendesak. Misalnya, pengadaan pompa banjir sebagai usaha pembuangan ke laut. Serta memanfaatkan backhoe amphibi untuk membersihkan eceng gondok guna mengurangi genangan.

“Kita maksimalkan penanganan secara langsung agar masalah banjir bisa tertangani dengan cepat,” ujarnya.

Menurut Nalikan, selain menyiapkan pompa banjir dan membersihkan eceng gondok, empat pintu di Wangen sudah dibuka secara maksimal. Pembukaan pintu – pintu itu bisa mempercepat pembuangan ke laut. Sebelumnya, empat pintu tersebut tidak bisa dibuka semua karena terkendala masalah teknis.

- Advertisement -

Setelah dibenahi, maka bisa membantu pengendalian banjir. Nalikan menjelaskan, ada 19 pompa banjir yang dioperasionalkan. Rinciannya, 3 pompa berkapasitas 500 liter per detik dan 2 pompa berkapasitas 125 liter per detik yang disiapkan di UPT Babat.

Kemudian, 2 pompa kapasitas 1000 liter per detik, 8 pompa kapasitas 500 liter per detik, serta 2 pompa berkapasitas 250 liter per detik disipkan di UPT Kuro. Juga, dua pompa berkapasitas 250 liter per detik disiapkan di UPT Deket.

Nalikan menambahkan, pemerintah daerah rutin melakukan komunikasi dan lobi intens dengan pemerintah pusat. Adanya Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2019 tentang percepatan pembangunan ekonomi di kawasan Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan, Kawasan Bromo – Tengger-Semeru, serta kawasan Selingkar Wilis dan lingkar selatan, menjadi angin segar.

“Perpres ini salah satunya memberikan prioritas pembangunan penuntasan banjir di Bengawan Jero. Namun karena adanya pandemi, realisasi pembangunannya tertunda,” jelasnya.

Selain pengendalian banjir, Nalikan mengklaim pemkab juga terus menyalurkan bantuan kepada korban terdampak. Terhitung, 15 ton bantuan beras secara bertahap diberikan kepada korban banjir.

Selain itu bakti sosial kesehatan gratis dibuka di setiap desa terdampak di enam kecamatan. Yakni, Karangbinangun, Glagah, Deket, Kalitengah, Turi, dan Karanggeneng. Menurut Nalikan, Kabupaten Lamongan rentan banjir.

Penyebabnya, secara topografis sebagian wilayah Lamongan merupakan daerah rawa. Ketinggiannya, lebih rendah dari ratarata permukaan air laut. Karena itu, bisa dibilang banjir Lamongan kiriman. Selain itu, perubahan lingkungan dan tatanan hidrologis di sekitar aliran sungai Bengawan Solo. Serta pemupukan tanaman eceng gondok dapat dijadikan faktor penyebab terendamnya beberapa wilayah di Lamongan.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah memprediksi adanya curah hujan tinggi di Indonesia sebagai akibat dari fenomena La Nina Oktober lalu. Serta puncak hujan terjadi pada Januari-Februari 2021. 

Radar Lamongan – Pemerintah Kabupaten Lamongan serius dalam menangani banjir Bengawan Jero. Berbagai upaya dilakukan agar genangan tidak berlarut. Di antaranya, perbaikan infrastruktur Bengawan Jero, pengadaan pompa banjir, dan penggunaan backhoe Amphibi untuk membersihkan tanaman eceng gondok.

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemkab Lamongan Moh Nalikan mengatakan, penanganan banjir Lamongan sudah lebih baik dibandingkan sepuluh tahun lalu.

Menurut dia, sepuluh tahun lalu, genangan di Bengawan Jero bisa berbulan-bulan karena banyaknya kiriman dari wilayah selatan. Sekarang, penanganan dimaksimalkan pada kebutuhan paling mendesak. Misalnya, pengadaan pompa banjir sebagai usaha pembuangan ke laut. Serta memanfaatkan backhoe amphibi untuk membersihkan eceng gondok guna mengurangi genangan.

“Kita maksimalkan penanganan secara langsung agar masalah banjir bisa tertangani dengan cepat,” ujarnya.

Menurut Nalikan, selain menyiapkan pompa banjir dan membersihkan eceng gondok, empat pintu di Wangen sudah dibuka secara maksimal. Pembukaan pintu – pintu itu bisa mempercepat pembuangan ke laut. Sebelumnya, empat pintu tersebut tidak bisa dibuka semua karena terkendala masalah teknis.

- Advertisement -

Setelah dibenahi, maka bisa membantu pengendalian banjir. Nalikan menjelaskan, ada 19 pompa banjir yang dioperasionalkan. Rinciannya, 3 pompa berkapasitas 500 liter per detik dan 2 pompa berkapasitas 125 liter per detik yang disiapkan di UPT Babat.

Kemudian, 2 pompa kapasitas 1000 liter per detik, 8 pompa kapasitas 500 liter per detik, serta 2 pompa berkapasitas 250 liter per detik disipkan di UPT Kuro. Juga, dua pompa berkapasitas 250 liter per detik disiapkan di UPT Deket.

Nalikan menambahkan, pemerintah daerah rutin melakukan komunikasi dan lobi intens dengan pemerintah pusat. Adanya Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2019 tentang percepatan pembangunan ekonomi di kawasan Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan, Kawasan Bromo – Tengger-Semeru, serta kawasan Selingkar Wilis dan lingkar selatan, menjadi angin segar.

“Perpres ini salah satunya memberikan prioritas pembangunan penuntasan banjir di Bengawan Jero. Namun karena adanya pandemi, realisasi pembangunannya tertunda,” jelasnya.

Selain pengendalian banjir, Nalikan mengklaim pemkab juga terus menyalurkan bantuan kepada korban terdampak. Terhitung, 15 ton bantuan beras secara bertahap diberikan kepada korban banjir.

Selain itu bakti sosial kesehatan gratis dibuka di setiap desa terdampak di enam kecamatan. Yakni, Karangbinangun, Glagah, Deket, Kalitengah, Turi, dan Karanggeneng. Menurut Nalikan, Kabupaten Lamongan rentan banjir.

Penyebabnya, secara topografis sebagian wilayah Lamongan merupakan daerah rawa. Ketinggiannya, lebih rendah dari ratarata permukaan air laut. Karena itu, bisa dibilang banjir Lamongan kiriman. Selain itu, perubahan lingkungan dan tatanan hidrologis di sekitar aliran sungai Bengawan Solo. Serta pemupukan tanaman eceng gondok dapat dijadikan faktor penyebab terendamnya beberapa wilayah di Lamongan.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah memprediksi adanya curah hujan tinggi di Indonesia sebagai akibat dari fenomena La Nina Oktober lalu. Serta puncak hujan terjadi pada Januari-Februari 2021. 

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru


/