LAMONGAN, Radar Lamongan – Rencana pengangkatan perahu kuno di Desa Mertani, Kecamatan Karanggeneng belum dipastikan waktunya. Kabid Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Lamongan, Mifta Alamudin, hanya menargetkan maksimal akhir bulan ini perahu tersebut dibawa ke daratan.
‘’Pengangkatan ini butuh alat berat, kita perlu komunikasi dulu dengan instansi yang punya,” katanya.
Seperti diberitakan, setelah Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan, Mojokerto, melakukan identifikasi sementara, ternyata ada nilai sejarah dari temuan perahu kuno tersebut. Udin, sapaan akrab Mifta Alamudin, memastikan memfasilitasi penelitian tersebut. Meskipun, tidak ada anggaran darurat untuk itu di bidangnya.
Untuk kepentingan penelitian, lanjut dia, tetap diupayakan. Menurut Udin, agar tiga perahu itu bisa diangkat, minimal membutuhkan satu alat berat. Dinasnya tidak memiliki alat tersebut. Dia harus berkomunikasi lintas instansi. Jika semua alat dipakai, maka terpaksa meminjam dari pihak swasta. “Pokoknya akan kita angkat, sebelum tenggelam,” ujarnya.
Udin menjelaskan, penemuan benda-benda bersejarah di Lamongan cukup banyak. Apalagi Kota Soto ini dilewati sungai terbesar di Pulau Jawa tersebut. Ada banyak peninggalan yang ditemukan. Terkait penyimpanan, ada di sejumlah titik. Termasuk dinas, kantor kecamatan dan rencana peresmian balai cagar budaya di Lamongan.
“Kita nanti ada media promosi, balai cagar budaya. Tapi masih tahap perbaikan, dan pindahannya juga bertahap,” tuturnya.
Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan, Wicaksono Dwi Nugroho, menuturkan, saat ini pihaknya belum bisa berbicara banyak tentang sejarah perahu. Alasannya, masih identifikasi sementara. Dia berharap ada penelitian lanjutan. Sebab, peninggalan sejarah layak diteliti. “Sebaiknya memang diangkat supaya bisa lebih mudah menelitinya, karena kemampuan orang menyelam itu hanya beberapa jam saja,” tuturnya.